Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pimpinan Bulog Kalbar, Bambang Prihatmoko berkoordinasi dengan Kepala OPD terkait untuk meluncurkan penyaluran beras ke masyarakat. (IDN Times/Teri).
Pimpinan Bulog Kalbar, Bambang Prihatmoko berkoordinasi dengan Kepala OPD terkait untuk meluncurkan penyaluran beras ke masyarakat. (IDN Times/Teri).

Pontianak, IDN Times - Perum Bulog Kalimantan Barat (Kalbar) kembali menyalurkan 10 ribu ton bahan pangan beras untuk 3 bulan berturut-turut kepada warga membutuhkan.

Peluncuran bahan pangan ini dilakukan pada Senin (11/9/2023), di Gudang Bulog Kalbar. Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Kalbar Bambang Prihatmoko mengatakan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyaluran bantuan pangan beras.

“Bappenas memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyaluran bantuan pangan beras kepada keluarga penerima bahan pangan, ini sebagai antisipasi untuk menambah pangan beras kepada masyarakat, tujuannya supaya berkurang demand masyarakat di pasar, jadi secara tidak langsung untuk mengendalikan harga,” jelas Bambang kepada awak media.

1. Bulog Kalbar salurkan 10 ribu ton beras

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Herti Herawati secara simbolis memberikan bantuan beras kepada warga di Kalbar. (IDN Times/Teri).

Bambang menyebutkan, bahan pangan akan disalurkan kepada 336.266 keluarga selama 3 bulan berturut-turut, mulai dari September, Oktober, dan November 2023.

“Masing-masing dapat beras 10 kilogram beras cadangan beras pemerintah (CBP). Penyaluran ini kita laksanakan 3 bulan berturut-turut,” kata Bambang.

Total penyaluran bahan pangan beras yakni sebanyak 10.087 ton khusus penyaluran tahap 2 se-Kalbar. Sedangkan untuk Kota Pontianak sendiri beras akan disalurkan sebanyak 627 ton.

2. Alternatif pengganti beras, Kadis Perikanan Kalbar ajak warga untuk makan ubi

Pelepasan penyaluran beras pangan pemerintah untuk bantuan pangan 2023, di Gudang Bulog Kalbar. (IDN Times/Teri).

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar Herti Herawati mengungkapkan, strategi jika suatu saat terjadi krisis pangan, upaya yang harus dilakukan adalah pemerintah harus meningkatkan produksi bahan pangan di wilayah sendiri.

“Kalau krisis pangan strateginya kita harus mandiri, meningkatkan produksi di wilayah sendiri. Yang kedua, kalau dari institusi saya kita harus menggalakkan konsumsi pangan,” ucap Herti.

Herti mengatakan, pihaknya dapat mengedukasi warga untuk tidak bertumpu pada beras sebagai makanan pokok atau makanan utama.

“Kita edukasi warga, kan pangan kita sumber karbohidrat kita banyak, ada talas, ubi. Polanya itu konsumsinya berimbang. Kalau kita semua terlalu doyan beras, ketika negara importir menghentikan menjualnya kita kelabakan. Jadi dari sekarang harus dilatih harus suka makan talas, ubi,” imbaunya.

3. Stok daging beku terpantau aman

Pimpinan Bulog Kalbar bersama dengan OPD terkait memantau beras cadangan pemerintah di gudang bulog Kalbar. (IDN Times/Teri).

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak Bintoro menambahkan, selain komoditi beras, Bulog juga menjual komoditas daging beku yang memenuhi syarat dari identitas produknya.

“Itu kita jual seharga Rp78 ribu di pengecer, dan Rp80 ribu di tingkat konsumen. Di Kalbar sendiri ada 4 ribu kilogram, kita setiap hari ada penjualan daging kerbau beku ini,” ucap Bintoro.

Dia mengatakan, dalam dua minggu, rata-rata daging beku ini terjual 100 sampai 200 kilogram. Penjualan daging beku ini, kata Bintoro sebagai alternatif pilihan warga untuk mengonsumsi makanan dengan sumber protein.

“Di pasar memang ada pilihan daging beku. Kita sudah melakukan penjualan daging beku ini beberapa tahun terakhir dan ini cukup membantu masyarakat untuk menambah alternatif pilihan konsumsi dan belum ada informasi mengganggu penjualan daging segar,” tukasnya.

Editorial Team