Jakarta, IDN Times - Minggu, 17 Februari 2019, menjadi hari penting bagi pesta demokrasi Indonesia. Setelah debat capres pertama yang melibatkan dua pasangan calon presiden dan wakil presiden berlangsung 17 Januari lalu, animo masyarakat untuk menyaksikan debat kedua rupanya tidak surut.
Banyak masyarakat menantikan debat putaran kedua yang hanya diikuti oleh capres nomor urut 01, Joko Widodo dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto. Pada debat capres kedua ini, tema yang diusung tentang energi, pangan, sumber daya alam, infrastruktur, dan lingkungan hidup.
Kedua kubu mengaku sudah siap menyambut pelaksanaan debat capres kedua ini. Mereka juga sudah menyiapkan materi dengan baik. Bahkan, tidak hanya kedua kubu saja yang siap menantikan pelaksanaan debat, para pewarta yang meliput pun tak kalah semangat. Tak terkecuali aku.
Berbeda dengan debat capres pertama yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, debat capres kedua diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat. Kali ini, KPU bekerjasama dengan MNC Group untuk menyiarkan jalannya debat.
Debat dimulai tepat pukul 20.00 WIB. Namun, bagi para jurnalis yang akan meliput, jam itu tak berlaku. Kami, wartawan yang meliput, setidaknya dari siang sudah stand by di Hotel Sultan. Begitulah yang kami lakukan saat meliput momen besar.
Aku pun memutuskan berangkat ke Hotel Sultan pada pukul 14.30 WIB, dan tiba sekitar pukul 15.00 WIB. Saat tiba, lokasi sudah dipenuhi oleh wartawan, baik dari media elektronik maupun cetak. Semuanya berkumpul jadi satu.
Oh iya, biasanya wartawan memiliki pos liputan masing-masing. Seperti pos politik, hukum, kriminal, kesra, olahrga, teknologi, dan lainnya. Uniknya, di debat Pilpres ini, sudah tidak ada lagi pos atau pemisahan bidang liputan di antara kami. Hampir semua wartawan dari semua media dan pos berkumpul jadi satu. Karena ini adalah momen besar.
Datang lebih awal, memberikan waktu buatku dan rekan wartawan lainnya untuk menunggu kedatangan tim sukses, sebelum kedatangan dua pasangan capres-cawapres. Sembari menanti para elite politik itu, kami diajak masuk untuk menyaksikan simulasi debat selama 15 menit, setelah itu keluar lagi dan menanti datangnya para bintang.