Andika bersama para sukarelawan di Rumah Singgah di Jalan dr. Soetomo, Gang 4A, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu (IDN Times/Yuda Almerio)
Andika memang tak pernah mengeluh. Baginya hidup harus berlanjut. Dia tak punya keluarga di Samarinda. Komunikasi dengan mertua di Tanjung Selor selama beberapa bulan juga terputus karena ponselnya disita. Dalam waktu dekat segera dikontak karena handphone-nya sudah ada. Besar harapan Andika bisa memperoleh pekerjaan, agar anak dan istrinya bisa makan.
“Jadi sopir pun sudah syukur. Yang penting ada,” akunya.
Terpisah Arisna Setiawati, koordinator Komunitas Sedekah Mandiri Samarinda mengaku menerima informasi dari Busam, salah satu grup Facebook di Samarinda. Setelahnya, dia bersama-sama kawannya mengecek kebenaran informasi itu ke Jalan Belatuk. Sampai di lokasi itu, benar saja, Andika dan keluarga tinggal di dalam gerobak sampah kecil. Hanya muat dua orang.
Istri dan anak di dalam pedati, sementara sang suami berjaga di luar. Selanjutnya ketiganya langsung dievakuasi ke rumah singgah Jalan dr. Soetomo. Kamis pagi, anak dari Andika ini dibawa ke rumah sakit kemudian diperiksa. Tak hanya itu biaya persalinan sebesar Rp2 juta lebih juga sudah dilunasi dan dalam waktu dekat ongkos rumah sewa juga bakal dibayar.
“Alhamdulillah banyak sukarelawan yang membantu. Untuk sementara mereka tinggal di rumah singgah ini, sampai Andika dapat pekerjaan baru,” pungkasnya.