Kisah Ummu Salamah yang Pilih Hidup Bersama Anak-anak Panti Asuhan

Balikpapan, IDN Times - Namanya Ummu Salamah, biasa disapa Umi atau Ummu. Ibu dari dua putra dan satu putri yang kini aktif mengajar sebagai guru di Madrasah Ibtidaiyah Sabilal Muhtadin Balikpapan.
Ia adalah istri dari Adit Anrdiansyah, suami sekaligus partnernya dalam mengurus sebuah panti asuhan di Kota Balikpapan.
Ummu juga masih aktif sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Balikpapan. Jika melihat Ummu, seperti kebanyakan istri dan ibu yang mengabdikan hari-harinya untuk keluarga.
Namun yang berbeda, Ummu juga mengabdikan dirinya sebagai pengurus panti asuhan di kawasan Graha Indah Balikpapan Utara Kota Balikpapan.
Panti Asuhan itu bernama Al Firdaus. Saat ini ada 23 orang anak yatim, piatu, maupun yatim piatu yang mendiami panti asuhan tersebut. Mereka tinggal satu atap, bersama juga dengan Ummu dan keluarganya.
1. Awal ditawari mengelola panti asuhan
Awal mula Ummu menjadi pengurus panti asuhan Al Firdaus untuk memenuhi tawaran bos di tempatnya bekerja di perkebunan sawit. Pria itu bernama Roni Sualang. Ia masih ingat bagaimana bosnya yang kini telah meninggal dunia tersebut mempercayakan dirinya untuk mengurus yayasan atau lembaga almarhum.
"Karena menurut beliau saya memiliki pengalaman di lembaga semacam ini. Akhirnya beliau meminta saya ikut serta dalam lembaga mereka yang sempat vakum beberapa waktu," urai perempuan 27 tahun ini.
Lembaga tersebut sebelumnya memang tak ada yang mengelola. Sampai akhirnya ia dipercaya, dan diberikan target tiga tahun untuk mengelola dan mengembangkan lembaga Panti Asuhan Al Firdaus atau Yayasan Anak Al Kabir Indonesia.
"Kami bangun, kami sendiri di Balikpapan dan saat ini belum memiliki cabang di mana pun. Di sini saya diangkat sebagai pengelola sekaligus penanggung jawab," terangnya.
Diakuinya, ia menyanggupi permintaan bosnya itu karena memang cinta dengan anak-anak. Dirinya pun memiliki mimpi besar untuk mengubah nasib anak-anak yang kurang beruntung.
"Saya berharap dengan cara seperti ini mereka punya masa depan yang jauh lebih baik," harap Ummu.
Melihat anak-anak tidak mampu, ia berharap mereka mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak lainnya. Selain itu juga mendapat pendidikan yang jauh lebih baik.
"Mengubah pola pikir orang tua yang berpikir pendidikan itu kurang penting bagi anak-anak mereka" katanya.