Mattalim terlibat langsung dalam peristiwa sejarah. (IDN Times/Teri).
Usai pendidikan pada tahun 1961, Mattalim berangkat untuk melaksanakan tugas perebutan Irian Barat. Pada 19 Desember 1961, Bung Karno mengeluarkan ultimat Trikora pembebasan Iruan Barat dari penjajahan Belanda.
“Kibarkan sang merah putih di Irian Barat. Pada saat itu kami bergerak, kami masih baru keluar pendidikan dan menyiapkan kapal berangkatlah menuju sektor barat. Kami ditugaskan ke daerah sabang sana untuk mencegat kapal induk yang akan menuju Irain Barat lewat Selat Malaka,” kata Mattalim.
Setelah satu tahun, Mattalim dipindahkan ke Tanjung Pinang dan timbullah Dwikora. Mattalim lagi-lagi terlibat dalam konfrontasi tersebut.
“Setelah selesai Trikora, Irian Barat diserahkan ke kita 1963, timbullah kita Dwikora waktu itu Malaysia dijajah Inggris, jadi menurut Bung Karno kemungkinan karena Inggris pernah menjajah kita, bukan tidak mungkin dia dari Sarawak akan menjajah Indonesia melalui Kalbar ini maka diadakan konfrontasi,” ucap Mattalim.
Yang mengesankan, kata Mattalim saat itu adalah ketika dia bertugas di daerah Kepulauan Riau dengan kapal perang. Saat melewati Singapura, ada 2 pesawat jet tempur Inggris yang menukik dari arah halauan kapal.
“Waktu itu saya masih muda, pada waktu itu saya sebagai penangkis serangan udara minta izin ke komandan bagaimana kalau ini kita tembak saja, kurang ajar dia meledek, saya pikir kalau saya tembak pasti jatuh dia,” terangnya.
“Bukan disambut baik, tapi malah dilarang oleh komenadan. Itu jika terjadi pertempuran pada saat itu bisa terbakar, dan akan berakibat fatal, untung saya diingatkan komandan dan akhirnya mereka kembali ke pangkalannya. Itu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan,” lanjutnya.