Patroli pasukan KNIL Infanteri XIV di Samarinda (Oost-Borneo/Kalimantan Timur) pada 12 Juli 1949 (geheugen.delpher.nl/Dienst voor Legercontacten)
Dia menambahkan, para tokoh BPRI Samarinda antara lain RP Joewono, Djunaid Sanusie, Bustani HN, Asnawi Arbain, Sayid Fachrul Baraqbah dan Anwar Barack (kakek Reino Barack). Sementara itu, perjuangan dari jalur diplomasi politik dilakukan oleh organisasi Ikatan Nasional Indonesia (INI) Cabang Samarinda yang diprakarsai oleh Abdoel Moeis Hassan. Pusat gerakannya di Gedung Nasional, Jalan Panglima Batur Samarinda. INI Samarinda kemudian berkoalisi dengan lebih dari 20 organisasi kemasyarakatan di Kaltim, membentuk Front Nasional.
“Sebagaimana jalur perjuangan Soekarno-Hatta yang melalui diplomasi politik, Front Nasional juga melawan pendudukan Belanda di Kaltim dengan gerakan politik. Front Nasional pada 1947 hingga 1950 sering disebut sebagai pemerintahan tandingan Belanda di Kaltim,” pungkasnya.
Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.