Komnas HAM Desak Penyelesaian Kasus Muara Kate secara Transparan

Balikpapan, IDN Times - Lima bulan sudah berlalu sejak tewasnya tokoh masyarakat adat Dayak, Russel. Namun, hingga kini sosok di balik tragedi kemanusiaan ini belum juga mampu diungkap kepolisian.
Russel (60), adalah tokoh masyarakat adat Dayak, Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, yang vokal menolak aktifitas hauling di jalan umum.
Pada Jumat dinihari (15/11/2024) lalu, sebuah serangan senyap oleh orang tak dikenal merenggut nyawa Russel. Sampai kini, pelaku penyerangan yang juga membuat warga lainnya, Anson (55), kritis belum terungkap.
1. Respons Komnas HAM

Komisioner Komnas HAM lainnya, Uli Parulian Sihombing mendorong kepolisian untuk egera mengungkap kasus ini. Komnas HAM sudah meminta keterangan Polda Kaltim. Komnas HAM, kata Uli, juga sudah menginformasikan hal tersebut ke LBH Samarinda.
"Komnas HAM merekomendasikan penegakan hukum yang adil dan transparan, dengan menggunakan metode ilmiah (scientific crime investigation)," jelas Uli, Minggu (13/4/2025).
2. Belum ada respons kepolisian

Dikonfirmasi, Kapolda Kaltim Irjen Endar Priantoro, belum memberikan respons. Begitu juga dengan Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo.
Permintaan konfirmasi dan update kasus pembunuhan yang disampaikan lewat WhatssApp tak direspon oleh yang bersangkutan.
3. Kronologis tewasnya Russel

Sebagai pengingat, serangan terhadap warga Muara Kate, terjadi pada Jumat dinihari (15/11/2024) lalu. Serangan yang dilakukan oleh OTK itu menewaskan Russel dan menyebabkan Ansouka mengalami luka kritis. Keduanya mendapat luka sayat yang sama di bagian leher.
Saat penyerangan terjadi, dua warga ini sedang tertidur pulas setelah semalam berjaga di posko penolakan hauling batu bara Dusun Muara Langon, Desa Muara Kate.
Serangan terhadap kedua warga ini diduga kuat berkaitan dengan penolakan hauling yang gencar dilakukan oleh warga.
Sayang, minimnya saksi dan bukti dalam serangan berdarah ini membuat polisi kesulitan mengungkap kasus ini.