Sarang lebah madu kelulut yang dikembangkan di Balikpapan Kaltim. (IDN Times/Hilmansyah)
Sehubungan itu, Agus pun akhirnya berinisiatif mengembangkan budi daya produksi madu hutan di Kecamatan Balikpapan Utara. Sarang lebahnya berada dalam bangunan empat lantai yang dulunya dipersiapkan menjadi sarang burung walet.
Bukannya burung walet yang datang ternyata bangunannya dipenuhi sarang lebah madu.
Daripada keukeuh berbisnis sarang burung walet, Agus lantas banting setir dengan mengembangkan madu lebah hutan. Ternyata pilihannya itu tepat di mana saat ini sarang lebahnya miliknya mampu memproduksi puluhan kilo liter per tahunnya.
Produksi madu hutan miliknya pun bermacam-macam tergantung sari bunga yang diisap lebah. Lebah yang mengisap bunga karet dan bunga hutan menghasilkan jenis madu yang berwarna agak kekuning-kuningan.
Sedangkan madu berwarna hitam khusus mengisap sari bunga pohon ulin atau bengkirai.
"Madu warna kekuning-kuningan sepanjang tahun ada, sedangkan madu warna hitam hanya setahun sekali adanya," ungkapnya.
Saat ini, Agus sedang mengembangkan peternakan lebah madu kelulut yang yang relatif lebih mudah budi daya di pekarangan rumah. Lebah jenis ini tidak berbahaya bagi manusia mengingat karakternya yang tidak agresif.
“Selain itu, saat ini saya juga sedang mengembangkan lebah madu kelulut yang ada di sekitar rumah. Lebah ini tidak berbahaya karena tidak menyengat,” ujarnya.