Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seniman menampilkan drama kolosal Kesah Cahaya saat pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024 di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2024). NTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym
Seniman menampilkan drama kolosal Kesah Cahaya saat pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024 di Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2024). NTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nym

Banjarmasin, IDN Times - Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober bukan hanya sekadar seremonial, tetapi memiliki makna mendalam bagi dunia pendidikan, khususnya dalam membentuk karakter siswa.

Akademisi di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menyoroti nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam peringatan ini, yang menjadi inspirasi dalam pendidikan.

1. Hari Santri membawa pesan yang kaya dalam konteks pendidikan

Santri BKPRMI di Banjarmasin.

Dr. Jarkawi, seorang akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (Unukase), yang telah puluhan tahun berkiprah di dunia pendidikan, menjelaskan bahwa Hari Santri membawa pesan yang kaya dalam konteks pendidikan, khususnya pendidikan karakter berbasis agama.

“Hari Santri memiliki nilai-nilai penting seperti pendidikan karakter, kemandirian, disiplin, pengabdian kepada masyarakat, toleransi, patriotisme, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan,” kata Jarkawi pada Selasa (22/10/2024).

Menurutnya, pendidikan yang ideal adalah yang mampu mencetak individu tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral, tanggung jawab sosial, serta cinta terhadap bangsa dan negara. Hari Santri, menurutnya, mengingatkan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga membentuk karakter siswa.

“Dalam memperingati Hari Santri, kita diingatkan bahwa pendidikan harus mencetak generasi yang bermoral dan berakhlak, bukan hanya berorientasi pada nilai akademik,” lanjutnya.

2. Peran santri dalam sejarah dan masa depan bangsa

Santri yang mendapatkan beasiswa pendidikan di timur tengah oleh Pemko Banjarmasin.

Santri, sebagai bagian dari sejarah bangsa, telah memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis agama dan moral mampu membentuk masyarakat yang adil dan berwawasan kebangsaan. Pendidikan di pesantren, menurut Jarkawi, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan agama, tetapi juga membentuk santri menjadi individu yang berintegritas, disiplin, dan bertanggung jawab.

“Pendidikan karakter ini melekat dalam diri santri. Mereka dibentuk dengan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, dan kerja keras. Nilai-nilai ini sangat relevan dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan moral,” ujarnya.

3. Pendidikan karakter di pesantren

Pekerja menyelesaikan pembuatan ornamen ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXX di GOR Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (2/9/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc

Jarkawi menegaskan, pendidikan karakter di pesantren merupakan salah satu kunci dalam membangun sistem pendidikan yang holistik. Santri tidak hanya dibekali ilmu agama, tetapi juga nilai-nilai kejujuran, etika, dan tanggung jawab, yang menjadi bekal penting dalam kehidupan sosial mereka.

"Pendidikan di pesantren tidak hanya menitikberatkan pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan akhlak dan moral. Ini adalah fondasi penting dalam menciptakan individu yang berakhlak mulia dan siap berkontribusi untuk masyarakat," tuturnya.

Melalui pendidikan berbasis karakter, pesantren berperan penting dalam mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan zaman, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai moral yang kuat. Hari Santri, bagi Jarkawi, adalah momentum untuk merefleksikan kembali pentingnya pendidikan yang mampu mencetak generasi berintegritas dan berwawasan kebangsaan.

Editorial Team