Samarinda, IDN Times - Kedua mata Sri Mita nyaris tak berkedip, mengerling lembaran daun nipah. Saat menyimpul, jemari kirinya lihai memasukkan helai ke dalam rongga yang sebelumnya dibuat, hingga membentuk pola unik. Sementara jemari kanannya cekatan menahan agar desain itu tak berantakan. Dalam hitungan detik, satu ketupat ukuran jumbo pun jadi.
Ibu dua anak itu, sudah dua dekade menekuni kerajinan membuat ketupat ini. Tepat awal tahun 1999 dia mencoba kali pertama. Lazimnya pemula, dia juga lamban dalam menganyam helai nipah menjadi ketupat. Ukuran besar lebih gampang, tapi bentuk kecil terkadang sukar.
“Ini hanya terbiasa saja,” ucapnya saat ditemui IDN Times di Kampung Ketupat, Jalan Mangkupalas, Kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda.