Milenial Resah Pasca Pemilu 2019

Balikpapan, IDN Times - Suasana sebelum hingga pasca Pemilu 2019 menuju ke pengumuman hasil rekapitulasi RI penuh dengan hoaks, dan berita provokatif di media sosial. Hal ini menimbulkan keresahan warga termasuk kaum milenial di Balikpapan.
Simak suara masyarakat yang merupakan warga dan pendatang di Balikpapan, dan upaya untuk pengamanan di sini:
1. Gaduhnya Pemilu bikin gak nyaman
Herry Suparman (20 tahun), warga Balikpapan mengungkapkan keresahannya, “Pemilu sebelumnya gak kaya gini. Jadi kayanya sekarang ini darurat sekali. Pendukung paslon 1 atau 2 jangan sampai ada perkelahian. Untuk di sosmed aja cuma gara-gara pemilihan presiden aja jadi kacau. Harapan saya yang penting, mau Paslon 1 (atau) Paslon 2 presidennya ya kita harus tetap satu, untuk bangsa kita ini kita harus bersatu untuk lebih berkembang,” katanya.
Sementara Cindy (21 tahun), juga merasakan kegelisahan yang sama, “Merasa gak aman, pilpres kaya udah nggak sehat aja. Ada hoaks yang bilang curang, ada yang bilang nggak, kita nggak tahu harus percaya yang mana. Ada yang udah ngaku menang. Itu penghitungannya kan belum ya, tapi di luar sana sudah ada yang deklarasi kemenangan. Itu kaya nggak menghargai yang menghitung. Itu gak nyaman aja,”kata dia.
Begitu juga Arif Wibowo (26 tahun) yang merasa resah karena situasi Pemilu 2019 ini seolah banyak kegaduhan.
Namun lain lagi dengan pendapat Widuri (32 tahun), warga kota minyak ini optimis Balikpapan akan tetap aman bahkan setelah pengumumah hasil rekapitulasi KPU RI.“Kalau di Balikpapan relatif aman. Masyarakat Balikpapan lebih plural, lebih heterogen, kita semua pendatang kayanya lebih open minded daripada daerah lain. Dulu waktu aksi 212 di sini juga ada, tapi semuanya tertib, polisinya lebih tanggap dan bisa antisipasi”