Suasana di Teluk Sumbang, Biduk-Biduk, Berau pada siang hari (IDN Times/Yuda Almerio)
Meski demikian, kecewa pewarta media dalam jaringan (online), Kaltimkece.id ini cepat bersalin tawa. Terlebih saat melihat muka kecewa rekan-rekannya yang lain. Sebab bukan hanya Azis saja yang mengalami, termasuk jurnalis IDN Times, semua tim Social Expert FCPF Carbon Fund World Bank, Pemprov Kaltim bersama jurnalis lainnya juga punya nasib sama. Berangkat siang dari Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, rombongan ini tiba di Teluk Sumbang, Kecamatan Biduk-Biduk pada Senin (4/11) malam.
Lamat-lamat dari arah utara rumah penginapan terdengar deburan ombak saling memburu, pantai begitu dekat. Malam berlalu cepat, tatkala pagi tiba, mentari yang dinanti ternyata tak menyapa dari garis laut timur Teluk Sumbang, tapi muncul perlahan dari balik gunung, sehingga sinar indahnya tak bisa dinikmati.
Rombongan jurnalis yang hendak melihat fenomena matahari menanjak alias sunrise pun harus bersabar. Namun, itu tak menjadi soal sebab, pemandangan Teluk Sumbang lebih menawan hati.
Dari atas penginapan terlihat jalanan menurun, di bawahnya rumah warga tersusun rapi, sementara di belakangnya ada pegunungan tinggi. Warga setempat menyebutnya Gunung Hantu. Hingga sekarang alasan di balik penamaan belum jelas.
"Bagusnya ya. Coba lihat, ada gunung, ada pantai pasir putih dan mataharinya tak terlalu menyengat," seru Yoyok Sudarmanto, wartawan dari media KlikKaltim.com