Muhsin Budiono: Karyawan Luar Biasa Adalah yang Mengejutkan!

Balikpapan, IDN Times - May Day 2019 di Balikpapan diisi dengan Talk show "Perkuat Peran Strategis Pekerja/ Buruh Dalam Menghadapi Era Digitalisasi". Salah satu pembicara dalam talk show tersebut, Muhsin Budiono, Ketua Umum SPPSN (Serikat Pekerja Pertamina Sepuluh November) MOR V Surabaya yang memaparkan tantangan para buruh dan pekerja dalam era digital ini.
Pada acara Peringatan Hari Buruh Dunia yang digelar di Gedung Parkir Klandasan, Balikpapan hari ini (1/5), Muhsin meminta para buruh dan pekerja yang hadir untuk membuka website "worldometers" yang menunjukkan betapa kita sudah terkoneksi dan jarak antar negara menjadi begitu dekat.
"Panggung kita seharusnya bukan lagi Balikpapan, panggung kita adalah dunia. Lantas apakah bisa Serikat Pekerja kita juga mendunia?" katanya.
1. Era digital: tantangan dan kesempatan bagi para buruh dan pekerja
Dia berbagi pengalamannya dalam Serikat Pekerja Pertamina Sepuluh November (SPPSN) MOR V Surabaya dimana segala hal telah dilakukan secara digital. Misalnya dalam pemilihan ketua umum, pemberian saran, dll, telah by sistem dan aplikasi digital.
Tantangan bagi para buruh dan pekerja atas digitalisasi adalah digantikannya tenaga manusia dengan mesin. "Dulu di Surabaya di terminal BBM Pertamina masih manual. ketika ada otomasi sekitar 80% pekerja hilang. Tapi tergantikan dengan tenaga-tenaga teknisi, operator yang bersifat tidak 24 jam. Masalahnya siap gak skill kita?" kata Muhsin.
Namun, meskipun tantangan menanti para pekerja dan buruh, ada pula kesempatan yang besar. "Revolusi industri bisa membuat orang memiliki penghasilan berlipat kalau dia kreatif dan inovatif. Ini salah satu sisi pisau, ada negatifnya ada positifnya," jelasnya. Muhsin mencontohkan, seseorang bisa bekerja di perusahaan di pagi hari, sementara sore ia bisa menjadi marketing property online atau driver taksi online.
Permasalahan di Indonesia menurut Muhsin adalah antara dunia pendidikan dengan industri belum terhubung dengan baik. Ia menuturkan, "Research di kampus tidak bisa diimplementasikan di industri. Kebutuhan industri akan suatu teknologi yang seharusnya diriset oleh universitas tidak dilakukan," ujarnya menjelaskan.
Ia juga mengungkapkan menjadi karyawan luar biasa adalah karyawan yang mengejutkan! Karyawan yang tidak biasa-biasa saja, dalam artian mau melakukan hal yang berbeda dan mengejutkan tidak sama seperti orang lain atau bekerja sekedarnya saja.
1. Apa sih yang dimaksud dengan Followership?
Muhsin dikenal sebagai pakar Followership pertama di Indonesia. Ia belajar langsung dari pencipta terminologi followership, Robbert Kelley. Robert Kelley menciptakan terminologi followership tahun 1988, sementara Indonesia baru mengenal terminologi followership tahun 2016. Jadi telah cukup lama tertinggal. Pada pemaparannya di depan para buruh dan pekerja Balikpapan, Muhsin mengungkapkan pentingnya followership. dalam bekerja.
Leadership (kepemimpinan) dan followership (kepengikutan) adalah satu paket. Meskipun kita adalah seorang pemimpin, pada kenyataannya kita juga masih merupakan pengikut/ bawahan dari bos kita. Followership ini merupakan satu landasan untuk memahami kepemimpinan (leadership).
Followership ini merupakan ilmu untuk memahami dan menjadi pengikut yang baik, serta bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan. Followership merupakan satu set skill yang bisa dipelajari, dan dipraktekkan dan membuat diri kita penting untuk atasan dan rekan kerja. Selain itu followership juga menciptakan kesempatan untuk diri kita menunjukkan dan membangun leadership skill .
Followership ini seringkali tidak dianggap penting padahal ilmu kepengikutan ini bisa membantu pimpinan memahami anak buahnya, dan meningkatkan produktivitas mereka.
2. Courages Followeship alias pengikut yang pemberani
Salah satu poin penting dalam ilmu kepengikutan ini adalah pengikut yang pemberani. Pada penelitian yang dilakukannya, Mushin menemukan, "Di penelitian saya mereka yang anggota serikat (pekerja) cenderung memiliki nilai courages followers yang besar. jadi serikat pekerja ini akan berpengaruh pada followers."
Muhsin menjelaskan, "Anda tidak melayani leader, kita melayani common purpose atau tujuan bersama, nilai-nilai perusahaan itu yang kita layani. jika ada leader salah dalam ilmu followership kita wajib meluruskan. Leader mau tersandung kita wajib mengingatkan," katanya.
Masalahnya, seberapa banyak orang yang memilih menjadi pengikut yang pemberani dan menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya.