Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gambar mural di Pasuruan , Jawa Timur yang lagi viral karena dihapus Satpol PP. Dok. twitter.com @fullmoonfolks

Balikpapan, IDN Times - Lukisan mural di tembok Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Jawa Timur (Jatim) itu tak berumur panjang. Gambar sepasang kucing kekinian yang jemarinya menggamit sebatang rokok serta minuman soda itu sudah tertutup baluran cat lain warna cokelat muda. 

Samar-samar masih terlihat bayang-bayang lukisan mural yang di atasnya tertulis ‘Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit’.

Satuan Polisi (Satpol) Pramong Praja Pasuruan ternyata yang menghapus mural karya seniman tak diketahui identitasnya ini, Minggu (15/8/2021). 

Nasibnya persis sama dialami para seniman mural di Tangerang, Yogyakarta, hingga Banjarmasin sejak Juli lalu.  Karya-karya mural mereka sudah tinggal kenangan, berjudul  ‘Tuhan Aku Lapar’, ‘404: Not Found’, ‘Dibungkam’, dan ‘Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan’.

Lukisan pesan sosial ini mengkritisi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di masa pandemik COVID-19. Alih-alih menjadikan masyarakat sehat sebaliknya  menyulut masalah baru di sektor ekonomi.

1. Kasus pembungkaman mural di Yogyakarta

Mural bertuliskan "Dibungkam" di Jembatan Kewek, Kota Yogyakarta dihapus. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Berselang sepekan setelah kasus di Pasuruan, penghapusan mural terjadi di Yogyakarta. Lukisan mural 'Dibungkam' di dinding tembok Jembatan Kleringan Kewek Danurejan Kota Yogyakarta hilang dari peredaran.

Setelah itu, giliran mural bertulis 'Bangkit Melawan atau Tunduk Ditindas' di lokasi sama pun jadi sasaran Satpol PP. 

Akun Instagram @yogya_streetart_studio pertama kali mengungkap penghapusan mural tersebut dalam unggahan. 

"Karya Mural dan Graffiti dengan Kata Di Bungkam, dilindas pagi ini oleh penguasa, karena kata Bungkam di tembok ini belum berumur 24 jam sudah membuat pemerintah makin panik! Bah..... Ini bentuk pengendalian dan memperhangus kesenian yang mengeritik pemerintahan," tulis akun tersebut disertai kolase foto.

Seorang seniman dengan nama jalanan Bamsuck mengaku sebagai pembuat dua mural menghebohkan warga Yogyakarta ini. Pria berusia 27 tahun itu membuat mural 'Dibungkam' dan 'Bangkit Melawan atau Tunduk Ditindas' hampir bersamaan bersama empat temannya pertengahan Agustus lalu. 

Khusus mural 'Bangkit Melawan atau Tunduk Ditindas' dibuatnya sendirian. 

Dalam kesempatan itu, Bamsuck mempertanyakan kenapa karya muralnya dihapus. Padahal sebelumnya dinding Jembatan Kewek, menurutnya secara tak resmi sudah menjadi tempat seniman Jogja dalam berkarya.

Di situ, ia menumpahkan karya tentang rezim berkuasa yang membawanya berurusan dengan aparat. 

"Kita kan, seniman kan juga rakyat. Rakyat berhak bersuara," tegasnya.

Bamsuck mengaku heran karyanya memperoleh respons negatif dari pemerintah. Padahal Polri sebagai institusi penegak hukum, menurutnya telah menyatakan akan berlaku hati-hati dalam penindakan konten semacam itu. 

"Kurang kerjaan banget, menghapus sebuah karya," imbuhnya. 

Meskipun begitu, seniman mural Yogyakarta ini enggan jera membuka karya kritikan  pada penguasa. 

"Kita akan tetap berkarya lagi, gak pernah takut (dihapus). Kita udah tekad. Bisa buatnya nanti sore, bisa besok. Semakin dihapus, pasti semakin muncul lebih banyak," tandasnya.

2. Aksi reaktif aparat daerah membendung karya mural

Editorial Team

Tonton lebih seru di