Samarinda, IDN Times – Sekitar seribu kader Partai Golkar memadati Hotel Mercure Samarinda, Sabtu (19/7/2025) sore, dalam pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Provinsi Kalimantan Timur. Acara ini dibuka langsung oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.
Sebanyak 700 kursi yang disediakan di aula lantai 3 tidak mampu menampung seluruh peserta. Banyak kader terpaksa berdiri, bahkan sebagian mengikuti dari luar ruangan karena area sudah penuh sesak.
Dalam sambutannya, Bahlil menyebut dirinya kini adalah "orang daerah yang datang ke ibu kota", mengingat status Ibu Kota Negara telah berpindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak antara Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Bahlil juga menyatakan bahwa Rudy Mas’ud—yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Kaltim—menjadi satu-satunya calon kuat dalam Musda ini dan dipastikan kembali memimpin DPD Golkar Kaltim.
"Saya melihat kepemimpinan Rudy selama periode 2020–2025 sangat baik. Ia berhasil memimpin partai hingga menang dalam Pilkada dan kini menjadi Gubernur Kaltim," kata Bahlil diberitakan Antara.
Menurutnya, tidak adanya calon lain yang mendaftar ke steering committee menunjukkan kuatnya dukungan internal terhadap Rudy.
"Ini membuktikan mayoritas kader menginginkan Rudy melanjutkan kepemimpinan di DPD Golkar Kaltim," ujarnya.
Musda Golkar, lanjut Bahlil, merupakan forum tertinggi di tingkat DPD dengan tiga fungsi utama: mengevaluasi program kerja sebelumnya, merancang program ke depan, dan memilih ketua DPD.
Ia juga meminta Rudy segera menggelar Musda di tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan dengan konsolidasi hingga ke tingkat desa, demi memperkuat struktur partai.
Di hadapan peserta, Rudy Mas’ud mengajak seluruh kader untuk memperkuat fondasi kebersamaan dalam menghadapi tantangan politik ke depan.
“Dengan soliditas, kita bisa menjadikan Partai Golkar lebih baik dan siap menjawab tantangan zaman,” tegasnya.
Sementara itu, Hetifah Sjaifudian—pengurus DPP Golkar sekaligus Ketua Komisi X DPR RI—mengapresiasi Musda XI Golkar Kaltim yang dinilainya berlangsung spektakuler. Ia menyoroti sentuhan budaya yang ditampilkan melalui ornamen dan pertunjukan tari dalam rangkaian acara.
“Pendekatan budaya ini bukan sekadar simbol penghormatan terhadap kearifan lokal, tapi juga strategi membangun semangat kader dari berbagai daerah. Saya ingin Kaltim tampil sebagai pusat perhatian dari sisi politik, ekonomi, dan budaya,” tutup Hetifah.