Salah satu ruang terbuka hijau di Samarinda, namanya Taman Samarendah (IDN Times/Zulkifli Nurdin)
Untuk diketahui, setelah 17 Agustus 1945 Soekarno memproklamasikan kemerdekaan bangsa namun konsep bernegara Republik Indonesia belumlah benar-benar terbentuk.
Dahulu konsep pertama ialah Republik Indonesia Serikat alias RIS. Di dalamnya tedapat tujuh negara bagian yakni, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, Selatan dan Republik Indonesia. Selain itu juga terdapat sembilan daerah otonomi termasuki Kaltim.
Setelah hengkangnya Belanda, tepat pada 10 April 1950, Kaltim resmi bergabung pada Republik Indonesia dan di tahun ini pula konsep bernegara NKRI muncul dan diperkuat dengan kedatangan presiden Soekarno di Kota Tepian.
Kedatangan sang Proklamator ini bertempat di Lapangan Pemuda pada 17 Agustus 1950 yang telah beralih fungsi menjadi Taman Samarendah saat ini.
Lapangan Pemuda dibangun dari dataran rawa yang ditimbun tanah uruk yang disiapkan untuk tempat perkumpulan massa. Kala itu, Bung Karno adalah simbol pemersatu bangsa Indonesia. Kehadirannya dinantikan masyarakat karena orasi atau pidatonya kerap yang membangkitkan nasionalisme bangsa yang baru saja merdeka.
"Saya belum menemukan sumber sejarah yang memaparkan isi detail pidato Bung Karno di Lapangan Pemuda. Tapi, kalau misi Presiden Sukarno ke Samarinda itu dalam rangka memperkuat ikatan NKRI yang baru saja diputuskan sebagai bentuk negara yang baru pada 17 Agustus 1950, menggantikan bentuk negara federal Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dibentuk per 27 Desember 1949. Dalam kaitan ini, Kaltim adalah bagian dari RIS," beber Sarip.
Di lapangan ini juga, Presiden Soeharto pada kunjungan pertama di Samarinda, 20 Oktober 1968, berpidato di hadapan rakyat Kalimantan Timur. Presiden ke-2 RI menjelaskan tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun, yang sasarannya adalah suatu kehidupan masyarakat yang aman, tenteram lahir dan batin.