Sejak saat itu dirinya terus berjuang bersama rekan-rekannya. Sekarang jumlah anggota PPDI Kaltim sudah 5.800 orang, tersebar di 10 kabupaten/kota. Terbanyak ada di Samarinda dan Balikpapan. Kata Ani, dibandingkan provinsi lain, Kaltim paling ramah dengan disabilitas. Itu tertuang dalam visi dan misinya. Terletak di bagian pertama dari lima misi yang ada, yakni Berdaulat dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia dan Berdaya Saing, Terutama Perempuan, Pemuda dan Penyandang Disabilitas.
Hingga kini belum ada daerah lain yang punya misi senada. Selama menjabat sebagai ketua PPDI Kaltim, dia dan kawan-kawannya turut aktif mendorong perumusan Perda Kaltim Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Disabilitas. Selanjutnya pada 2019 lalu, mereka juga sudah mengusulkan rancangan peraturan gubernur (pergub) tentang penyelenggaraan pendidikan inklusif bagi rekan-rekan disabilitas di Benua Etam. Terakhir, pada awal Maret pihaknya juga membuat usulan terkait Rencana Aksi Daerah (RAD) Penyandang Disabilitas di Kaltim. Namun karena terkendala pandemik COVID-19 kegiatan ini belum bisa terwujud.
“Harapan terakhir itu, kami hendak Kaltim dan Indonesia secara umum bisa ikut dalam The Global Disability Summit (GDS) di Inggris 2022. Wacana tersebut sudah tertuang dalam pertemuan di Bali pada Januari lalu. Semoga bisa terwujud,” pungkasnya.