Ghozali bersama istri mengampit Aliyah Adawiyah sebelum berangkat ke Xiangyang provinsi Hubei RRT (IDN Times/Istimewa)
Bertiga, Raihan Ghulam Nafi Ahdar dan Aliyah Adawiah serta seorang kawannya dari Bekasi, Jawa Barat menempuh perjuangan dari Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, untuk bisa pulang ke Indonesia. Kota ini berada satu provinsi dengan Kota Wuhan, sumber pertama penyebaran virus corona.
Terpisah, Ghozali, ayah dari Aliyah Adawiyah mengatakan putrinya menceritakan kota Xiangyang seperti kota mati. Kampus dan jalanan begitu lengang.
Perjalanan pulang mereka bertiga dimulai hari Senin (27/1) dari asrama kampus Hubei University of Arts and Science di Kota Xiangyang, Provinsi Hubei. Kota Xiangyang ini juga diisolasi oleh Pemerintah Tiongkok, sehingga transportasi umum baik kereta maupun pesawat terbang dihentikan sementara.
Ketiga mahasiswa ini awalnya dengan bus universitas diantarkan ke stasiun kereta api Xiangyang, yang ternyata stasiun tidak beroperasi.
"Awalnya anak saya sedikit ketakutan dan putus asa, namun setelah saya beri motivasi melalui telepon genggam akhirnya dia semangat kembali," tutur Ghozali.
Untunglah masih ada mobil sewaan yang mau mengantar mereka menuju ke Bandar Udara Internasional Changsha Huanghua di Kota Changsa, Provinsi Hunan dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan.
Dari bandara tersebut mereka bertiga akhirnya berhasil pulang ke Indonesia. Aliyah dan Raihan Ghulam dari Jakarta melanjutkan perjalanan ke Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan tiba hari Rabu (29/1) ini. Kemudian mereka berdua langsung pulang menuju ke Penajam.
"Proses anak saya dan dua temannya pulang ke tanah air, saya akui cukup sulit karena stasiun kereta api semua ditutup di wilayah yang diisolir pemerintah itu. Kalau kembali ke asrama mereka pasti dikarantina sehingga mereka tetap berkeras untuk keluar dari Provinsi Hubei menuju ke Indonesia. Dan alhamdullilah anak saya sekarang sudah dirumah," tegas Ghozali.