Petani di Kalasan gunakan drone untuk menyemprot hama. Dok: istimewa
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) PPU, Mulyono, menyatakan, hingga kini pihaknya belum menerima laporan dari petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) terkait ancaman hama dan penyakit pertanian di Penajam.
Sehingga pihaknya tidak dapat bergerak dan memberikan obat pemusnah hama dan penyakit itu.
“Mengatasi masalah ini kami ambil langkah-langkah untuk tetap memberikan arahan atau anjuran kepada petani, agar mereka menanam serempak guna memutus mata rantai hama dan penyakit, kalau tidak dilakukan maka otomatis perkembangan pengganggu itu tidak terputus,” terangnya.
Selain itu, dirinya berharap agar petani melakukan penanaman padi dengan sistem tanam pindah. Sekarang rata-rata mereka menggunakan sistem tanam benih langsung (tabela) di mana banyak kelemahannya. Apabila anjuran tersebut bisa diikuti petani diyakini hasil panen padi akan maksimal.
“Kami juga coba siapkan sarana dan peralatan tanam, hal ini sesuai arahan pak bupati, agar petani tidak lagi gunakan sistem tabela, maka kami sediakan peralatan tanam, di mana misi visi bupati yakni maju pertanian dan modern. Bahkan kami juga siapkan bibit unggulnya,” pungkas Mulyono.