Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Teknisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tengah melakukan quality control di pabrik PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) Cikampek, Jawa Barat, Jumat (8/7/2022). PLTS dengan kapasitas produksi 2,1 GWh ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 2.104,66 ton per tahun. (Dok. BNI)

Paser, IDN Times - Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengandalkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) guna menerangi wilayah pedalaman setempat. Seperti terjadi di Desa Selengot Kecamatan Tanjung Harapan Paser, Menamang Kanan dan Kiri Muara Kaman Kutai Kartanegara. 

Seperti dilaporkan akun Instagram Pemprov Kaltim, Desa Selangot sudah menyala 6 jam. Mulai pukul 6 sore hingga pukul 12 malam. Untuk bisa menikmati listrik ini masyarakat harus membayar Rp150 ribu per bulan. Namun sejak Januari 2023, listrik di desa yang berada di tengah laut bagian selatan Kabupaten Paser itu sudah bisa dinikmati dalam waktu 24 jam dengan kapasitas terpasang 700 watt dan beban listrik hanya Rp30 ribu per bulan.

1. Pemanfaatan PLTS kapasitas 130 kWp

Listrik desa ini didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 130 kWp. PLTS ini dibangun dengan APBD Provinsi Kaltim Tahun 2022, sebagai perwujudan dari misi ketiga visi Kaltim Berdaulat yakni “Berdaulat dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur kewilayahan”.

PLTS ini melayani 310 rumah, 398 kepala keluarga dan 1.967 jiwa.

Seperti diketahui, pemanfaatan PLTS dianggap efektif bagi masyarakat di Kaltim di wilayah terluar. 

2. Desa terluar di Kutai Kartanegara juga dibangun sarana PLTS

Editorial Team

Tonton lebih seru di