Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memanen buah kakao di Desa Puudambu, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/11/2019). (ANTARA FOTO/Jojon)
Yohanes mengatakan tanaman bahan baku coklat tersebut memang sangat cocok dengan kultur tanah di Mahulu, apalagi pemasaran kakao sangat laris di pasar domestik maupun global sehingga Kakao dinilai lebih memiliki peluang ekonomis yang menjanjikan dibanding tanaman lain.
Salah satu sentra perkebunan Kakao di Mahulu ada di Kecamatan Laham. Kelompok tani setempat telah memulai menanam Kakao sejak 2014. Kini telah menghasilkan sekitar 30 hingga 35 ton biji Kakao per bulan. Sementara permintaan pembeli di wilayahnya mencapai 800 ton per bulan.
"Dari segi potensial coklat ini sangat menjanjikan terutama tiap kali dilombakan masuk kategori, jadi bisa diusahakan. Permintaan juga banyak," ungkap Yohanes.
Ia juga mendorong petani untuk meningkatkan produksi dengan memperluas lahan yang digarap. Semakin luas lahan kebun maka semakin bertambah jumlah produksi yang dihasilkan.