Seorang siswa mengangkat makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (4/8/2025). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Hidayat mengatakan, makanan basi tersebut terjadi karena proses distribusinya yang telat sampai ke sekolah, sehingga menyebabkan makanan tersebut basi.
“Yang kami masalahkan ini, di siang hari itu kami mendistribusikan jam 12 siang. Ternyata didistribusikan kepada murid jam setengah 3. Jadi tumpukan MBG itu terlalu lama di sekolahan. Dampaknya memang bisa basi,” jelas Hidayat.
Dia menekankan agar pihak sekolah berkomitmen menyalurkan makanan segera setelah diterima.
“Kalau jam 12 siang disalurkan, paling lambat jam setengah 1 sudah harus dibagikan ke siswa. Kalau molor hingga sore, itu yang jadi masalah bagi kami sebagai penyuplai MBG,” tambahnya.
Menurutnya, makanan MBG yang dimasak sejak dini hari masih layak dikonsumsi hingga siang hari. Namun jika distribusi melewati pukul 14.30, makanan bisa berisiko masam.
“Ahli gizi menyatakan, kalau dimasak jam 2 subuh sampai jam 12 siang masih aman. Tapi kalau lewat jam setengah 3 sore, itu berpotensi basi,” terangnya.
Dalam hal ini, pihaknya terus komitmen dalam menjaga kualitas MBG, namun proses distribusinya harus tepat waktu.