Ilustrasi pencabulan (IDN Times/Sukma Shakti)
Namun rasa takut itu juga yang membuat Mentari berani lepas dari cengkeraman ayah tirinya.
Saat dia melompat dari motor pada Jumat (20/9) pekan lalu. Ketika itu, dia hendak diantar ke sekolah oleh AL, namun gelagat ayahnya membuat Mentari curiga, sebab tatkala sekolah sudah di depan mata, kendaraan tak juga berhenti.
Walau terluka karena jatuh terguling-guling, Mentari tetap berdiri dan lari ke sekolah.
"Ayah tirinya tak mengejar, justru pergi meninggalkan dia. Saat itulah korban mengisahkan, kisah pilunya kepada gurunya, yang kemudian dilanjutkan dengan melapor ke polisi," sebutnya.
Perwira balok satu itu menambahkan, saat ini korban mendapat pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Samarinda. Maklum, rasa trauma masih dialami gadis belia itu.
"Sejauh ini dari pengakuan tersangka hanya melakukan enam kali, tak ada korban lain. Saat ini dia tinggal sama keluarganya. Dia anak terakhir dari tiga bersaudara," jelasnya.