Banjarmasin, IDN Times - Banjir rob atau pasang air laut di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah menjadi momok bagi masyarakat. Bagaimana tidak? Secara geografis, Banjarmasin berada pada ketinggian rata-rata 0,16 meter di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah relatif datar dan berawa.
Artinya, ancaman banjir rob sudah menjadi langganan masyarakat Banjarmasin setiap bulannya, di mana ketinggian air bisa setinggi lutut orang dewasa.
"Banjir rob memang biasa kami alami, meskipun terkadang perabotan menjadi rusak karena air masuk rumah," kata warga Kuin Utara Banjarmasin Utara bernama Fudail ditemui IDN Times, Jumat (4/8/2022).
Masyarakat pesisir atau yang tinggal di bantaran sungai dan pantai menganggap banjir rob adalah hal yang biasa. Walaupun genangannya sudah masuk hingga ke dalam rumah dan merusak perabot rumah tangga.
Fudail mengaku sudah terbiasa mengalami banjir rob atau istilah lokalnya disebut banyu pasang. Saking seringnya, warga kota Seribu Sungai ini tidak ada yang mengungsi kala banjir rob datang.
Pertama dilakukan, hanya mengevakuasi barang-barang rumah tangga yang sekiranya rawan rusak terkena air. Fudail meyakini, banjir rob gampang datang dan sebentar juga hilang. Pengalamannya, banjir rob di Banjarmasin paling lama sudah surut dalam kurun waktu dua jam.
Dalam hal ini, masyarakat hanya khawatir datangnya hewan-hewan liar, seperti ular hingga satwa lebih besar lainnya.
"Kalau malam ini yang saya khawatir, ada ular dan risiko lainnya, meskipun itu kami tidak ada niat untuk mengungsi mencari tempat yang nyaman, kami sudah terbiasa dan usaha keluarga juga di air yakni menarik jasa penyeberangan kapal kelotok," ucapnya.