Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kelapa sawit (commons.m.wikimedia.org/Wagino 20100516)
ilustrasi kelapa sawit (commons.m.wikimedia.org/Wagino 20100516)

Samarinda, IDN Times – Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di sejumlah wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) masih terus mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan ini berdampak langsung terhadap pendapatan petani sawit, terutama yang bermitra dengan perusahaan pengelola pabrik kelapa sawit.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi M. Siddik, menyebut penurunan harga dipengaruhi oleh faktor internal, terutama karena anjloknya harga crude palm oil (CPO) dan inti sawit (kernel) di hampir seluruh perusahaan sumber data.

“Penurunan ini tentu berdampak pada harga TBS yang diterima petani sawit di Kaltim,” ujar Andi dalam keterangan resminya.

1. Rincian harga

Ilustrasi Tandan Buah Segar (TBS) sawit. (Saddam Husein for IDN Times)

Untuk periode 16–30 Juni 2025, harga rata-rata tertimbang CPO tercatat sebesar Rp13.215,97 per kilogram. Sedangkan harga kernel sebesar Rp11.471,43 per kilogram.

Indeks K yang digunakan dalam penentuan harga berada di angka 89,06 persen.

2. Harga TBS berdasarkan umur tanam

Harga TBS sawit di Kaltim mengalami lonjakan pada periode 16–31 Desember 2024 kemarin. (Dok. Dinas Perkebunan Kaltim)

Andi turut merinci harga TBS berdasarkan umur tanaman sawit. Berikut daftar harga TBS periode 16–30 Juni 2025:

  • Umur 3 tahun: Rp2.716,05 per kg

  • Umur 4 tahun: Rp2.894,98 per kg

  • Umur 5 tahun: Rp2.913,84 per kg

  • Umur 6 tahun: Rp2.945,55 per kg

  • Umur 7 tahun: Rp2.963,61 per kg

  • Umur 8 tahun: Rp2.985,66 per kg

  • Umur 9 tahun: Rp3.049,64 per kg

  • Umur 10 tahun: Rp3.085,35 per kg

Menurut Andi, harga tersebut merupakan standar yang berlaku bagi petani plasma atau mereka yang sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS) di Kaltim.

3. Kerja sama dengan pabrik untuk lindungi petani

Ilustrasi Tandan Buah Segar (TBS) sawit. (Saddam Husein for IDN Times)

Andi mengatakan kerja sama antara kelompok tani dan pihak pabrik sawit sangat penting agar harga yang diterima petani sesuai dengan standar dan tidak lagi dipermainkan oleh tengkulak.

"Tujuannya tentu demi peningkatan kesejahteraan petani sawit di Kaltim," jelasnya.

Pemerintah juga berharap kemitraan ini dapat memperkuat posisi petani dalam rantai pasok dan menciptakan harga yang lebih adil serta berkelanjutan

Editorial Team

EditorLinggauni