Polri Telusuri Jalur Peredaran Narkoba dari Perbatasan Malaysia

Balikpapan, IDN Times – Tim Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Polri yang dipimpin Kombes Pol Syarifuddin Muhammad, S.I.K., melakukan kunjungan kerja ke Polda Kalimantan Timur, Senin (21/7/2025). Kunjungan ini dalam rangka penelitian bertema “Menyelamatkan Generasi Emas: Peran Polri dalam Menanggulangi Kejahatan Narkoba.”
Kehadiran tim disambut langsung oleh Dirresnarkoba Polda Kaltim, Kombes Pol Arif Bastari, S.I.K., M.H., beserta jajaran. Kegiatan ini menjadi langkah konkret memperkuat strategi nasional menghadapi ancaman narkoba yang semakin kompleks.
1. Narkoba masuk dari jalur Malaysia

Dalam sambutannya, Arif Bastari menyoroti bahwa sebagian besar bahan baku narkotika masuk ke Indonesia melalui jalur luar negeri, terutama dari Malaysia. Negara tersebut sering menjadi titik transit sebelum narkoba menyebar ke berbagai wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
"Inilah tantangan nyata yang kita hadapi dalam konteks peredaran nasional maupun internasional," tegasnya dalam keterangan tertulisnya.
2. Sinergi lintas sektor dalam pemberantasan narkoba

Sementara itu, Kombes Pol Syarifuddin menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pemberantasan narkoba. Ia menyebut penanganan kejahatan narkotika tidak bisa berjalan sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi, tanggung jawab bersama, dan integritas dari seluruh elemen bangsa.
“Langkah ini ditujukan untuk menyelamatkan generasi emas dari ancaman narkoba dan menciptakan masyarakat sehat dan tangguh, khususnya pasca-pandemi,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa Puslitbang Polri tengah fokus pada peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitas SDM Polri, baik dari sisi pendidikan maupun profesionalisme, untuk menunjang kinerja yang adaptif dan berkelanjutan.
3. Aspek pencegahan peredaran narkoba

Penelitian yang dilakukan tak hanya berfokus pada aspek penindakan, tetapi juga mencakup pencegahan, rehabilitasi, serta pemetaan jaringan peredaran narkoba.
“Narkoba adalah kejahatan luar biasa yang mengancam kesehatan, ekonomi, dan moral bangsa,” tambahnya.
Melalui riset ini, diharapkan lahir kebijakan yang lebih tepat sasaran, meningkatnya kesadaran masyarakat, dan terputusnya mata rantai peredaran serta penyalahgunaan narkotika di seluruh Indonesia.