Balikpapan, IDN Times – Populasi Pesut Mahakam saat ini berada di titik kritis. Mamalia air tawar endemik Kalimantan Timur itu semakin sulit dijumpai dan jumlahnya kian menyusut hingga hanya tersisa puluhan ekor saja. Kondisi ini membuat peneliti dan aktivis konservasi menyambut baik langkah Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol yang mulai memberi perhatian khusus terhadap spesies tersebut.
Data terbaru mengungkapkan bahwa 67 persen kematian pesut disebabkan jerat jaring insang. Sementara sisanya akibat pencemaran limbah industri dan tabrakan dengan kapal tongkang di Sungai Mahakam. Situasi darurat inilah yang mendorong Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyiapkan langkah regulasi untuk menekan angka kematian dan mencegah kepunahan satwa ikonik Kalimantan itu.