Potret Pasca Kebakaran di Gunung Polisi, Ludeskan Total 80 Rumah

Ketua RT 47 Tumini menjelaskan, sekiranya sebanyak 260 jiwa dari 80 KK warganya yang terdampak dalam musibah ini. 

Sementara itu terkait kebutuhan, Tumini mengaku masih kurang, terutama untuk pasokan air bersih. Dan lagi mereka saat ini hanya bisa memanfaatkan air yang ada di masjid sekitar pengungsian.

"Kami ada beberapa posko didirikan di bawah (Wisma Patra) ada. Tetapi rata-rata di sini karena dekat. Kami saat ini butuh pasokan air bersih," kata dia.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa yang dibutuhkan warga saat ini sebenarnya dapur umum. Karena itu kebutuhan utama dalam mengolah bahan  makanan dan minuman sendiri.

"Kebutuhan makanan berlebih, tapi kalo buat dapur umum belum ada. Itu kami perlu terutama untuk rebus air," ungkapnya.

Tak hanya itu, perlengkapan bayi seperti popok dan susu bayi juga dirasa masih kurang. Karena dari 260 jiwa warga RT 47, beberapa di antaranya masih berusia bawah lima tahun (balita). 

Ia berharap agar beberapa kebutuhan itu dapat segera tersalurkan di posko yang ia tempati.

Selain Tumini, warga RT 45 yang juga banyak terdampak juga mengaku banyak kebutuhan yang beluk ia dapatkan. Salah satu perwakilan warga mengaku masih memerlukan kebutuhan pokok.

Pasca kebakaran besar ini, pihak kepolisian juga langsung turun tangan. Malam setelah kejadian, jajaran Polresta Balikpapan langsung menuju posko pengungsian dan memanggil sebanyak 9 orang untuk diperiksa sebagai saksi.

"Ada 9 saksi yang kami periksa, dan itu merupakan warga sekitar lokasi," kata Kapolresta Balikpapan Kombes Pol V Thirdy Hardmiarso, Kamis (16/12/2021) siang.

Lanjutnya, agar kejadian ini mendapat kepastian terkait sumber api, pihaknya pun bersurat kepada tim Labfor Mabes Polri cabang Surabaya untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) besok, Jumat (17/12/2021).

"Hari ini bersurat ke tim Labfor cabang Surabaya, jika tidak ada halangan besok atau Sabtu mereka menuju lokasi kebakaran," tutupnya.