Puluhan Santri di Sambas Diduga Keracunan setelah Makan Ikan Tongkol

Pontianak, IDN Times - Puluhan santri serta tenaga pengajar di Pondok Pesantren Al Furqon, di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga mengalami keracunan. Kapolres Sambas AKBP Wahyu Jati Wibowo melalui Kapolsek Tebas, IPTU Mulyadi Jaya membenarkan kejadian tersebut. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (23/7/2025) siang.
“Benar bahwa sejumlah santri dan tenaga pengajar diduga mengalami keracunan makanan,” kata Mulyadi, Jumat (25/7/2025).
1. Korban alami pusing dan muntah

Mulyadi bilang, para korban mulai mengeluhkan gejala seperti gatal di mulut dan tenggorokan, ruam di kulit kepala, pusing, dan muntah, setelah menyantap makan siang di pondok pesantren.
“Diduga para korban mengalami keracunan makanan, efeknya mereka mengeluhkan seperti mual muntah, pusing, ruam seperti gatal di mulut dan tenggorokan,” paparnya.
2. Makan sayur timun berkuah hingga tongkol goreng

Sebelum mengalami efek seperti keracunan tersebut, sebanyak 61 santri dan tenaga pengajar di Ponpes tersebut menyantap sejumlah makanan seperti nasi putih, sayur timun berkuah, hingga ikan tongkol goreng.
“Makanan yang dikonsumsi berupa nasi putih, sayur timun berkuah, dan ikan tongkol goreng. Setelah itu, beberapa santri dan guru mengalami gejala yang mengarah ke keracunan,” ungkapnya.
Usai mengalami gejala tersebut, mereka langsung dibawa ke puskesmas dan Rumah Sakit untuk dilakukan tindakan medis. Dari total korban, ada sebanyak 59 orang dirawat di Puskesmas Tebas dan dua lainnya dirujuk ke RS Sambas. Santri sebanyak 21 orang, Santriwati sebanyak 37 orang (1 dirawat di RS Sambas), guru laki-laki sebanyak 2 orang, dan guru perempuan 1 orang.
3. Polisi ambil sampel makanan untuk diperiksa

Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Unit Identifikasi Polres Sambas, serta mengambil sampel makanan sisa untuk diperiksa di laboratorium Dinas Kesehatan Sambas.
“Kami juga telah memeriksa dua juru masak dan seorang pengajar yang turut menjadi korban,” terang Mulyadi.
Dia menegaskan, penyelidikan masih terus dilakukan untuk memastikan penyebab pasti insiden ini.