Dari data tersebut, Samarinda menduduki posisi puncak dengan 31 insiden untuk kebakaran permukiman, begitu juga dengan karhutla, Kota Tepian tetap nomor satu dengan 26 kejadian.
Dengan kata lain ibu kota provinsi Kalimantan Timur ini rawan karhutla. Sementara, di Balikpapan ada 21 kejadian kebakaran permukiman, karhutla ada 10 insiden lalu. Sedangkan, Kutai Kartanegara juga tercatat 21 kejadian dengan 4 kejadian kebakaran hutan. Kabupaten Kutai Timur, 8 kasus dan Kutai Barat, 10 peristiwa untuk kebakaran permukiman lalu karhutla masing-masing 6 dan 5 kasus.
"Iya, tapi belum masuk siaga darurat sebab Pemkot (Samarinda) masih bisa menangani," ucap Sugeng Priyanto, Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kaltim.
Dia mengatakan, dari pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agustus tahun ini memang merupakan puncak musim panas. Setidaknya ada 131 titik panas (hotspot) di Kaltim.
Walau demikian, angka tersebut tak sepenuhnya bisa dipercaya sebab, citra satelit yang digunakan untuk menangkap titik api bisa saja keliru. "Bisa saja itu warga yang sedang membakar sampah atau lahan kemudian ditangkap oleh citra satelit," sebutnya.