Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Samantha Project Kenalkan Lima Koleksi yang Bertema Anthology di acara Balikpapan Fest 2022 DOME. Foto Samantha Project
Samantha Project Kenalkan Lima Koleksi yang Bertema Anthology di acara Balikpapan Fest 2022 DOME. Foto Samantha Project

Balikpapan, IDN Times – Polemik royalti antara pencipta dan penyanyi lagu yang ramai dibicarakan di tingkat nasional ternyata tidak banyak berimbas pada musisi lokal di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lukas Adi Prasetyo, penjahit sekaligus pencipta lagu amatir yang mengelola usaha Samantha Project, mengaku isu tersebut tidak memengaruhi kehidupannya.

"Isu royalti tidak berdampak pada ekonomi maupun tingkat stres saya, hanya membuat penasaran saja," ujarnya kepada IDN Times, Sabtu (30/8/2025).

1. Konflik terjadi di antara musisi terkenal

Sejumlah musisi menggelar rapat dengan anggota DPR RI, membahas polemik royalti, di gedung Parlemen, Senayan, Kamis (21/8/2025). (IDN Times/Amir Faisol)

Adi menilai polemik royalti lebih banyak terjadi di kalangan musisi besar seperti Ahmad Dhani, Ari Lasso, Piyu Padi, Ariel Noah, dan Armand Maulana. Mereka, kata dia, sudah berada di level industri dengan karya yang bernilai ekonomi tinggi.

"Ke depan akan semakin sedikit pencipta lagu yang rela memberikan karyanya secara gratis," katanya memprediksi.

Menurut Adi, fenomena tuntutan hukum atas penggunaan lagu sudah mulai terasa hingga daerah, khususnya di Balikpapan.

"Contohnya, kafe-kafe di Balikpapan sekarang tak lagi berani sembarangan memutar lagu untuk hiburan pelanggan," tambahnya.

2. Masih ada musisi yang menggratiskan karyanya

Lukas Adi Prasetyo, pelaku UMKM jahit dan pencipta lagu di Balikpapan. Foto istimewa

Di sisi lain, Adi menilai banyak musisi amatir atau lokal yang justru merelakan karyanya didengar publik tanpa imbalan. Ia sendiri telah menciptakan lebih dari 20 lagu bergenre pop, rohani, hingga pramuka. Tiga di antaranya—"Saat", "Dewi", dan "Mama"—bahkan sudah diproduksi secara profesional dengan patungan biaya bersama sebesar Rp12 juta dan dipromosikan di Spotify.

"Bayar Rp200 ribu per lagu agar bisa tayang di platform digital," jelasnya.

Dalam prosesnya, Adi berkolaborasi dengan musisi Balikpapan seperti Lilac Band dan Paulina. "Saya pencipta lagu, mereka yang punya musikalitas untuk membawakannya," ungkapnya.

3. Fokus ada jasa menjahitnya

Fashion show Modiste Samantha Project di Balikpapan. Foto Instagram Samantha Project

Meski aktif berkarya, Adi tidak menggantungkan hidup dari musik. Ia lebih fokus mengembangkan usaha jahit Samantha Project yang dirintisnya bersama keluarga.

"Hasil dari musik minim, lebih ke hobi. Saya sudah cukup senang karya bisa dinikmati publik," ujar pelaku UMKM jahit ini.

Adi juga menilai perkembangan teknologi memberi kemudahan bagi musisi untuk berkarya. "Sekarang banyak perangkat lunak murah untuk mengedit lagu. Suara fals bisa dibetulkan, drum bisa ditambahkan, semua bisa dilakukan di rumah," pungkasnya.

Editorial Team