Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ruang Isolasi RSKD Balikpapan Penuh, Tak Terima Pasien COVID-19 Lagi

RSUD Kanujoso Djatiwibowo. (IDN Times/Surya Aditya)

Balikpapan, IDN Times - Rumah sakit di Kota Balikpapan mulai kewalahan menghadapi penambahan jumlah pasienkonfirmasi positif COVID-19 yang terus melonjak. Rumah sakit rujukan utama pasien COVID-19, yakni Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) bahkan mengumumkan, untuk saat ini belum bisa menerima pasien COVID-19 lagi karena sudah penuh.

Direktur RSKD Balikpapan Edy Iskandar mengatakan ia berharap rumah sakit lainnya dapat mengkonversi kamar rawat inapnya menjadi ruang isolasi pasien COVID-19.

"Diharap rumah sakit lain mengkonversi kamar rawat inapnya menjadi isolasi. Karena ini sangat mendesak," tulis Edy, saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (19/1/2021).

1. Sementara pasien dirawat di ruang UGD

Direktur RSUD Kanujoso Djatiwibowo, dr. Edy Iskandar, Sp.PD (IDN Times/Hilmansyah)

Penuhnya ruang rawat isolasi untuk penanganan COVID-19, membuat para pasien pun terpaksa ada yang dirawat di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Edy mengatakan, pihaknya sedang proses menambahkan tempat tidur lagi. Diperkirakan akan selesai dalam minggu ini.

"Sambil menunggu antrian masuk ruang rawat inap," ujarnya.

Apabila proses penambahan bed itu selesai maka penerimaan pasien COVID-19 dapat dibuka kembali, karena rumah sakit lainnya di Balikpapan juga mulai penuh.

2. Akan menambah 32 tempat tidur

Ilustrasi tenaga medis (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Edy menambahkan, langkah yang akan diambil RSKD saat ini yaitu menambah kapasitas tempat tidur pasien yang semula 4 tempat tidur, menjadi 6 tempat tidur dalam satu kamar. Sehingga total penambahan sebanyak 32 tempat tidur untuk pasien COVID-19.

"Dari semula tersedia rawat inap isolasi COVID-19 sebanyak 150 tempat tidur, menjadi 182 tempat tidur," kata dia.

3. Usulkan ke Gubernur Kaltim untuk tambahan tenaga kontrak

RSUD Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan. (IDN Times/Surya Aditya)

Meski ada penambahan tempat tidur, masalah lain juga dihadapi oleh rumah sakit pemerintah ini, yaitu kurangnya tenaga perawat pasien COVID-19. Ini merupakan konsekuensi bertambahnya jumlah pasien yang akan dirawat.

Edy menyatakan, pihaknya perlu menambah tenaga kontrak perawat sebanyak 60 orang yang sedang diajukan ke Gubernur Kaltim. "Kami perlu tambahan perawat sekitar 60 orang kualifikasi S1 Keperawatan atau Nurse," paparnya.

Lanjut dia, tenaga kesehatan yang diperlukan juga tak perlu memiliki surat tanda regitrasi (STR) atau surat ijin praktik (SIP). Sementara itu ia juga mengaku perlu tambahan tenaga lainnya di RSKD seperti bidan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mela Hapsari
EditorMela Hapsari
Follow Us