Ilustrasi sampah/ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Urusan sampah tak bisa dipandang enteng. Rusmadi pun sepakat dengan hal tersebut. Tim teknis dan OPD terkait langsung berkoordinasi dengan konsultan dari Surabaya. Sehingga saat perencanaan anggaran perubahan bisa selesai dan target 2022 sudah terbangun 3 TPS 3R ini. Langkah tersebut memang perlu ditunaikan. Masih menukil data DLH Samarinda. Dari 601 ton ini, paling besar ialah kategori sampah organik seperti sisa makanan, daun, kertas hingga ranting pohon.
Jumlahnya 60 persen, sisanya 21 persen berasal dari ragam sampah, salah satunya ialah bahan berbahaya dan beracun (B3). Jumlah tersebut tersebar di sepuluh kecamatan di Samarinda. Dari semuanya kawasan paling banyak hasilkan sampah ialah Samarinda Utara. Per hari kecamatan ini menyumbang 90,52 ton.
Menyusul Samarinda Ulu dengan produksi sampah sebanyak 89,62 ton, lalu Sungai Kunjang dengan 84,07 ton, kemudian Sungai Pinang ada 77,06 ton selanjutnya Samarinda Ilir memproduksi 53,51 ton, Samarinda Seberang 52,41 ton, Loa Janan Ilir 51,62 ton, Palaran 44,71 ton, Sambutan 43,05 ton dan paling sedikit di antara semua daerah ialah Samarinda Kota 24,36 ton. Karena itu, mengatasi persoalan sampah ini memang tak bisa setengah-setengah.
“Untuk ke depan tidak usah khawatir masalah mobilisasi sampah menuju TPS 3R. Ada kendaraan roda 3 untuk mengangkut sampah dari tingkat RT itu ke TPS 3R,” pungkasnya.