Fenomena Gempa Langka di Kalimantan, Sejarah, dan Dampaknya

Balikpapan, IDN Times - Kepulauan geografis Indonesia berada di wilayah cincin api Pasific yang menyebabkan mayoritas wilayahnya rawan bencana gempa serta letusan gunung berapi.
Banyak pakar yang kemudian mengidentifikasi Pulau Kalimantan sebagai wilayah yang relatif aman dari gempa bumi serta menjadi pertimbangan penunjukan Ibukota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Namun sedikit pula yang tahu bahwa Pulau Kalimantan pun tidak sepenuhnya aman dari bahaya gempa. Pakar sejarah dari Universitas Lambang Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Mansyur, menyebutkan bahwa meskipun Kalsel sering dianggap aman dari gempa, beberapa sesar aktif di wilayah ini dapat menyebabkan guncangan. Menurutnya, data sejarah mencatat bahwa Borneo pernah mengalami beberapa kejadian gempa.
1. Gempa sudah tercatat dua abad lalu

Catatan awal mengenai gempa di Karesidenan Borneo Bagian Selatan dan Timur berasal dari Artur Wichmann, yang melaporkan gempa dan gelombang laut pada 10 April 1815. Wichmann juga mencatat bahwa pada tahun 1862, wilayah Tanah Laut dilanda gempa, meskipun tidak ada catatan rinci tentang dampaknya.
Pada 30 Agustus 1866, getaran gempa dirasakan hingga Kota Banjarmasin, meskipun tidak berdampak serius. Selanjutnya, gempa kembali mengguncang wilayah ini pada 2 Oktober 1873 dan 26 Juni 1874, namun dokumentasi dampak dari peristiwa tersebut sangat terbatas.
2. Catatan terjadinya gempa di Kalimantan

Selama abad ke-19, terdapat beberapa catatan mengenai guncangan gempa yang memengaruhi wilayah Kalimantan. Hanya sedikit yang diketahui mengenai dampak gempa pada tahun 1902 dan 1936, tetapi peristiwa-peristiwa tersebut membuktikan bahwa meskipun jarang, gempa bumi dapat terjadi di wilayah ini.
3. Gempa bumi yang patut diwaspadai di Kalimantan

Dengan demikian, meskipun Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang aman, keberadaan sesar dan catatan sejarah yang menunjukkan adanya gempa membuktikan bahwa fenomena ini tetap menjadi perhatian.