Mahasiswa Universitas Panca Bhakti Pontianak. (IDN Times/Tri Purnawati)
Prodi fisioterapi di UPB baru berjalan dua tahun sehingga baru ada dua angkatan. Minat mahasiswa yang masuk pun cukup tinggi sehingga pihaknya masih membatasi pendaftaran pada prodi fisioterapi.
“Peminatnya di sana cukup progresif tapi kami membatasi, awalnya 19 sekarang mungkin 30an mahasiswa dalam satu angkatan. Kita membatasi tidak terlalu banyak, mungkin bisa 40 karena kita juga menjaga kualitas, terus terkait alat-alat dan sebagainya,” ucap Purwanto.
Proses pembelajarannya pun, kata Purwanto 50 persen belajar teori, dan 50 persen praktik. Sudah ada laboratorium dan alat-alat untuk praktik di kampus. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan rumah sakit di Pontianak untuk mahasiswa praktik langsung di lapangan.
Akreditasi prodi fisioterapi di UPB pun hingga saat ini masih dalam proses penggodokan mengingat prodi ini baru berjalan dua tahun. Namun karena sudah mendapat izin operasional, prodi fisioterapi di UPB saat ini statusnya adalah akreditasi minimum.
“Ini kan prodi baru, setelah kita mengusulkan kelembagaan proses dan nanti mendapat akreditasi minimum, akreditasi kita masih minimum. Kelulusan itu salah satu syaratnya harapan kita bisa baik sekali,” terang Purwanto.
“Kami masih menyiapkan terkait beberapa instrumen semoga nanti bisa baik sekali, maka ada komponen yang harus kita penuhi, salah satu misalnya jabatan fungsional para dosennya, penelitian-penelitiannya, pengabdian masyarakatnya, karya-karya mahasiswanya, dan lain sebagainya. Akreditasi sudah jadi akreditasi minimum, karena sudah mendapatkan izin tadi pendirian operasional,” tukasnya.