Simulasi Aksi Unjuk Rasa di KPU PPU yang Berakhir Anarkis

Penajam, IDN Times - Aksi unjuk rasa ratusan massa pendukung salah satu pasangan calon menyerbu kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (3/9/2023) di Jalan Provinsi KM 9, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam berakhir anarkis.
Aksi unjuk rasa itu disebabkan massa merasa tidak puas dengan hasil penghitungan suara yang dilakukan di KPU. Meskipun telah dilakukan negosiasi antara polisi dengan para pengunjuk rasa. Namun pengunjuk rasa melakukan pelemparan kepada aparat keamanan gabungan terdiri dari Dalmas Polres PPU, Brimob Polda Kaltim dan Kodim 0913/PPU. Massa berhasil dibubarkan setelah polisi menembakkan air dari water canon dan gas air mata.
“Aksi unjuk rasa ini merupakan simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dan Deklarasi Pemilu Damai yang dilaksanakan Polres PPU, dalam rangka Operasi Mantap Brata pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2023 – 2024 yang digelar di belakang Markas Komando (Mako) Polres PPU,” ujar Kapolres PPU Ajun Komisaris Besar Pol Hendrik Eka Bahalwan kepada IDN Times.
1. Untuk mengingatkan kembali seluruh anggota
Ia menerangkan, simulasi ini untuk mengingatkan kembali seluruh anggota satuan baik itu TNI-Polri hingga pemangku kepentingan. Terkait mekanisme seperti apa nantinya gambaran apabila terjadi suatu insiden atau dinamika di lapangan sehingga dapat mengambil langkah yang tepat sesuai dengan peraturan.
“Simulasikan dilakukan mulai dari situasi hijau, kuning hingga merah. Kegiatan ini juga bagian dari rangkaikan dengan metode pelatihan tactical floor game (TFG) di hari sebelumnya dan kemudian dipraktkikan di lapangan,” tegasnya.
Untuk diketahui, tambah Hendrik, tim asistensi dari Polda Kaltim sebelumnya, juga telah melihat secara teoritik guna menguji sampai sejauh mana kesiapan Satuan Wilayah (Satwil) Polres PPU dalam mengamankan rangkaian pemilu ke depan.