Sokola Rimba, Sajikan Realitas Konflik yang Terjadi di Masyarakat

Balikpapan, IDN Times - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Universitas Balikpapan (Uniba) menggelar kegiatan nonton bareng dan diskusi (Nobardis) film Sokola Rimba karya Miles Film pada Minggu (30/11) malam.
Film yang berdurasi 90 menit ini menceritakan kisah perjalanan seorang perempuan yang bernama Butet Manurung dalam membangun sekolah untuk masyarakat pedalaman di Hutan Bukit Dua Belas, Jambi.
Ketua Komisariat Maha Sakti Esa Jaya, mengatakan, nobardis ini diselenggarakan dengan tujuan untuk dapat melakukan refleksi kritis terhadap kontekstualisasi peran generasi muda dalam ruang pembangunan ketahanan bangsa.
"Sekaligus membangun kesadaran baru dalam benak generasi muda yang terlibat dalam kegiatan nobardis ini," ujarnya, kepada IDN Times, Senin (31/10/2022).
1. Menyajikan beragam realitas konflik

Pria yang akrab disapa Maha itu, menjelaskan, film Sokola Rimba menyajikan beragam realitas konflik yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan adanya kisah ini dirinya berpesan, generasi muda hendaknya peka atas konflik-konflik yang ada.
"Hal ini ditujukan agar peran pengabdian di masyarakat dalam menyelesaikan konflik-konflik yang ada dapat dilakukan oleh seluruh pemuda," katanya.
2. Berkaitan dengan kehidupan nasionalis saat ini

Pada film tersebut juga, kata dia, membuka mata anak muda akan betapa kompleksnya konflik yang dihadapi masyarakat dengan unsur-unsur konflik yang lebar, luas, dan terkait satu sama lain. Mulai dari kepercayaan, ras, suku, dan lain-lain.
Kegiatan nobardis ini sendiri diadakan di Cafe De Teras dan dihadiri oleh anggota, kader serta mahasiswa yang berasal dari kampus Uniba.
"Dengan mengaitkan kondisi saat ini, di mana para generasi muda sedang di hadapkan pada tantangan yang besar, perlu adanya penguatan rasa nasionalisme kembali agar dapat meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab yang sangat besar dalam pembangunan nasional," tutur Maha lagi.
3. Generasi muda harus menjadi garda terdepan

Karena itu, lanjut dia, generasi muda harus menjadi garda terdepan yang diharapkan mampu mendorong serta mempelopori terjadinya pembaharuan dalam lingkup sosial
"Sebenarnya permasalahan sosial saat ini sangat erat kaitannya dengan aspek ekonomi, kultur, dan sosial. Sehingga para generasi muda sebagai jiwa-jiwa muda haruslah ikut memberikan uluran tangan serta turut andil dalam melakukan gerakan sosial," terangnya.
Maha mengatakan bahwa di tengah kondisi masyarakat saat ini, kepedulian mahasiswa serta kaum muda lainnya di Indonesia terhadap realitas sosial sangat diperlikan. Tentunya hal itu menjadi salah satu faktor pendorong untuk lahirnya gerakan baru dari kaum muda untuk melanjutkan estafet pembangunan bangsa.