Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-08 at 13.45.53.jpeg
Tumpukan beras di Pasar Sepinggan, Kota Balikpapan. (IDN Times/Erik Alfian)

Samarinda, IDN Times – Gubernur Kalimantan Timur H. Rudy Mas’ud menegaskan agar distribusi beras ke wilayah Kaltim tidak terhenti, khususnya untuk pasokan di pasar retail, menyusul isu keterbatasan stok dan naiknya harga beras di pasaran.

Rudy meminta para distributor beras tetap mematuhi aturan, terutama dalam menjaga kualitas sesuai standar. Ia mengingatkan agar tidak ada praktik mengubah beras medium menjadi premium, serta memastikan harga dijaga sesuai ketentuan.

“Tidak perlu takut, ragu, atau bimbang. Insha Allah aman terkendali, selama semua sesuai aturan,” tegas Rudy.

1. Gubernur minta distributor ikuti aturan

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. (Dok. Pemprov Kaltim)

Gubernur Rudy menekankan pentingnya distribusi beras sesuai kategori medium dan premium. Ia meminta agar distributor mengikuti ketentuan standar nasional dan tidak melakukan manipulasi kualitas.

“Kalau berasnya medium, ya jangan jadi premium. Distributor wajib mengikuti standarisasi yang berlaku, terutama untuk pasar modern,” ucapnya.

Kepala DP2KUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menambahkan bahwa pihaknya sudah menindaklanjuti arahan Kementerian Pertanian terkait 212 merek beras yang tidak memenuhi standar premium. “Dari 17 sampel beras yang diuji di Kaltim, hanya satu merek yang benar-benar sesuai standar beras premium,” jelasnya.

2. Pasokan beras masih terbatas

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud memimpin sidak ketersediaan beras di Balikpapan. (IDN Times/Erik Alfian)

Erwin Setiawan, penyuplai beras dari CV Sumber Pangan Kediri Surabaya, mengungkapkan bahwa pasokan gabah mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir. Hal ini berdampak pada jumlah distribusi ke Kaltim.

“Kami baru bisa kirim 100 ton ke Balikpapan dan Samarinda, dari biasanya 400 ton. Jadi hanya 25 persen,” ungkap Erwin.

Ia juga menyebut keresahan distributor terkait aturan baru Harga Eceran Tertinggi (HET). “Kalau kita genjot stok besar-besaran, tapi HET turun, risikonya bisa rugi besar,” tambahnya.

3. Stok beras ada, tapi terbatas

Satgas Pangan Subdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Kaltim turun ke sejumlah pasar di Balikpapan untuk memantau harga beras. (IDN Times/Erik Alfian)

Felix dari CV Dermaga, distributor beras Kura-Kura di Samarinda, menyebut stok di pelabuhan dan gudang saat ini masih berkisar 250–300 ton. Sebagian besar pasokan tersebut berasal dari Jawa Timur.

“Untuk sementara stok masih ada, meski jumlahnya terbatas,” ujar Felix.

Sejumlah pedagang beras di Balikpapan juga menyebut, stok beras masih sangat terbatas. Selain itu harganya juga masih berada di atas HET.

"Berasnya itu kadang-kadang gak dapat, padahal sudah antre. Sekarang harganya di pasar Rp17 ribu per kilogram sampai Rp19 ribu," kata pedagang beras di Pasar Klandasan, Mulyadi.

Senada, Nur, juga mengaku stok beras di Pasar Klandasan masih minim dan sering kosong. Pun ada, harganya lebih tinggi dari HET. "Paling murah beras dari Sulawesi, itu Rp17 ribu per kilo. Kalau dari Surabaya bisa sampai Rp19 ribu per kilogram," sebut perempuan berkerudung ini.

Editorial Team