Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-16 at 14.23.17.jpeg
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG SAMS Sepinggan, Diyan Novrida. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times – Cuaca panas terasa menyengat di Balikpapan dan sebagian besar wilayah Kalimantan Timur dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, suhu maksimum di Balikpapan mencapai 33–34 derajat Celsius dalam tiga hari terakhir.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG SAMS Sepinggan, Diyan Novrida, menjelaskan kondisi ini masih tergolong normal untuk periode Oktober, meski masyarakat merasakan panas yang cukup ekstrem.

“Biasanya suhu maksimum di Balikpapan berkisar antara 30 sampai 31 derajat Celsius. Jadi meski terasa panas, secara klimatologis masih dalam kategori normal,” jelas Diyan, Kamis (16/10/2025).

1. Posisi matahari dan angin kering dari Australia jadi penyebab utama

Berdasarkan data BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, suhu maksimum di Balikpapan mencapai 33–34 derajat Celsius dalam tiga hari terakhir. (IDN Times/Erik Alfian)

Diyan menjelaskan, cuaca panas yang terjadi saat ini dipengaruhi oleh gerak semu matahari dan pola angin timuran dari Benua Australia yang masih aktif.

“Sekarang posisi matahari sedang bergerak dari ekuator menuju ke selatan. Angin timuran yang sifatnya kering juga masih aktif, menyebabkan pola angin di sekitar Balikpapan cenderung lurus tanpa adanya pertemuan atau konvergensi udara,” terang Diyan.

Kondisi ini membuat pertumbuhan awan konvektif—penghasil hujan—menurun. “Makanya beberapa hari terakhir cuacanya cerah terus, dan ini bukan gelombang panas atau heatwave. Fenomena ini biasa terjadi sekitar September hingga Oktober,” tambahnya.

2. Panas hampir di seluruh Kaltim

Berdasarkan data BMKG Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, suhu maksimum di Balikpapan mencapai 33–34 derajat Celsius dalam tiga hari terakhir. (IDN Times/Erik Alfian)

Meski suhu udara meningkat, Diyan menyebut Balikpapan tidak mengalami musim kemarau. Bahkan, pada periode yang biasanya kering, justru masih terjadi hujan di beberapa waktu.

“Untuk Balikpapan, sejak Juli hingga Agustus seharusnya sudah masuk kemarau, tapi tahun ini justru masih hujan. Berdasarkan pola angin terkini, sudah mulai muncul lagi potensi pertumbuhan awan konvektif yang bisa menimbulkan hujan,” ujarnya.

Kondisi serupa juga terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Timur. “Secara umum memang terasa panas, tapi di wilayah utara seperti Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kutai Hulu masih terjadi hujan,” ungkap Diyan.

3. Potensi hujan mulai muncul, suhu bisa menurun pekan ini

BMKG memprediksi hujan deras masih berpotensi turun di Kaltim hingga akhir Agustus nanti. (IDN Times/Erik Alfian)

BMKG memprediksi potensi hujan akan mulai muncul kembali dalam pekan ini. Jika terjadi hujan, suhu udara di Balikpapan akan menurun secara bertahap.

“Begitu awan hujan mulai terbentuk dan terjadi hujan, otomatis suhu akan turun. Jadi kemungkinan dalam beberapa hari ke depan cuaca akan lebih sejuk,” kata Diyan.

Ia juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap paparan panas. “Walaupun 34 derajat masih tergolong normal, tetap jaga kesehatan. Kurangi aktivitas luar ruangan di siang hari, gunakan pelindung seperti topi atau payung, dan perbanyak asupan cairan serta vitamin,” pesannya.

Editorial Team