Ilustrasi Kota Balikpapan (IDN Times/Mela Hapsari)
Bicara sejarah Rumah Dahor, ada sejarah panjang Kota Balikpapan. Dulunya kota ini dikenal sebagai daerah sumur minyak yang kemudian beralih peran menjadi tempat penampungan dan pengolahan minyak bumi.
Selain itu, Kota Balikpapan juga sebagai pusat pengendali operasional perusahaan-perusahaan Belanda dan perusahaan dari luar negeri lainnya. Maka Kota Balikpapan kemudian dianggap sebagai pusat administrasi perkantoran.
Pada tahun 1919, Balikpapan sudah menjadi lokasi perindustrian pengolahan minyak yang dipegang oleh BPM. BPM merupakan anak perusahaan gabungan antara Royal Dutch dan Shell Companies, yang kini dikenal di seluruh dunia dengan nama Shell.
BPM melengkapi Kota Balikpapan dengan berbagai infrastruktur, seperti jalan-jalan, jaringan pipa minyak, fasilitas pergudangan, pemukiman pekerja, serta pembangunan stasiun dan perluasan jaringan kabel telegram antara Balikpapan hingga Tarakan.
"Untuk menjalankan industri minyak di Balikpapan, BPM mendatangkan pekerja kontrak yang berasal dari Jawa dan pekerja Tionghoa," beber Ely.
Melihat hasil pengeboran minyak yang memuaskan, BPM terus mengembangkan kota Balikpapan dengan berbagai fasilitas dan menata pemukiman pegawai dan penduduk.
Sampai pada tahun 1920 mulai dibangun perumahan untuk pekerja dan pegawai BPM. Perumahan-perumahan tersebut dibedakan berdasarkan strata kepegawaian. "Misalnya pegawai tinggi atau administrasi dan produksi atau kuli/ pekerja tanpa keahlian tertentu," jelasnya.
Selain itu juga ada perumahan pekerja etnis dari Eropa maupun Tionghoa. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan.