Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Wajar demikian, bila menengok perjalanan virus corona di Benua Etam kalangan nakes paling rentan tertular. Pasalnya, mereka garda terdepan atasi pandemik. Bahkan di Kaltim sejumlah kasus telah terjadi. Dari catatan IDN Times, kasus paling awal terjadi pada 14 Juli 2020 lalu. Kala itu 19 tenaga medis dari RSUD Inche Abdoel Moeis terkonfirmasi corona, seluruh pelayanan di rumah sakit daerah itu tutup sementara. Lalu menyusul Paser pada 18 Juli 2020. Satu nakes dari klinik di Kecamatan Batu Sopang terkonfirmasi positif corona.
Kemudian seorang perawat di RSUD Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara juga terkonfirmasi positif COVID-19 pada 21 Juli. Akibatnya, 54 nakes lain yang kontak erat dengan perawat tersebut dikarantina. Lalu Samarinda, 28 Juli 2020, sebanyak 6 nakes terpapar COVID-19, dua hari kemudian jumlahnya bertambah menjadi 21 orang.
Selanjutnya pada 30 Juli 2020 lalu, ada 14 tenaga kesehatan (nakes) RSUD Beriman Balikpapan terkonfirmasi positif virus corona atau COVID-19. Akibatnya UGD RSUD Beriman ditutup sementara. Terakhir pada akhir Agustus 2020 lalu RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda melaporkan ada 26 tenaga kesehatannya yang terinfeksi COVID-19. Bahkan kasusnya membentuk klaster sendiri. Nah, untuk proses vaksinasi nanti selain nakes, ada juga kepala daerah, pejabat publik dan tokoh masyarakat lainnya juga yang bakal menerima suntikan imun.
“Jadi tidak perlu pencanangan (vaksinasi) karena sudah dilakukan di Pemprov Kaltim,” sebutnya.