Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pemilihan umum pilpres dan lesgislatif 2024 di Banjarmasin.

Banjarmasin, IDN Times - Pesta demokrasi di Kalimantan Selatan (Kalsel) diwarnai dengan pemilihan kepala daerah yang melawan kotak kosong. Meski itu sah, namun akademisi menyebutnya demokrasi di Kalsel sedang mengalami mati suri dan terjadi pembusukan.

Dr M Uhaib As’ad mengatakan bahwa seorang akademisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) bahwa terlalu banyaknya pilkada yang melawan kotak kosong itu pertanda demokrasi di Kalsel sedang tidak baik.

1. Bukan kedaulatan rakyat

Dr M Uhaib As’ad

Di Kalsel ada tiga calon kepala daerah yang harus berhadapan dengan kotak kosong. Daerah itu yakni Tanah Bumbu, Kabupaten Balangan dan Kota Banjarbaru.

“Adanya melawan kotak kosong ini tidak mencerminkan pesta demokrasi yang sehat, ini pembusukan demokrasi, Ini bukan kedaulatan rakyat, melainkan pesta daulat oligarki,”

“Jika kotak kosong menang, itu gambaran bahwa warga tidak menyukai kandidat,” ujarnya.

2. Banjar dan HST hampir melawan kotak kosong

Editorial Team

EditorLinggauni
EditorHamdani

Tonton lebih seru di