Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K), saat menjadi pembicara pada Seminar Awam Mengatasi Masalah Infertilitas Secara Tuntas yang digagas RSIA Ferina Surabaya, di Balikpapan, Minggu (15/12/2024). (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times - Tingkat fertilitas di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data menunjukkan rendahnya angka kehamilan dan kelahiran, sejalan dengan tren global yang terus meningkatnya angka infertilitas.

Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K), pakar obstetri dan ginekologi, mengungkapkan bahwa dalam dua dekade terakhir, infertilitas global mengalami peningkatan hingga 0,3 persen. "Fenomena ini juga tercermin di Indonesia, termasuk di Kaltim," ujarnya dalam Seminar Awam Mengatasi Masalah Infertilitas Secara Tuntas yang digelar RSIA Ferina Surabaya di Balikpapan, Minggu (15/12/2024).

Menurut Dr. Ashon, penurunan fertilitas bisa dianggap sebagai keberhasilan program keluarga berencana (KB) dalam mengendalikan jumlah kelahiran. Namun, di sisi lain, tingginya angka infertilitas menjadi tantangan baru.

1. Peningkatan kunjungan ke klinik fertilitas

Menurut Dr. dr. Ashon Sa’adi, Sp.OG (K), penurunan angka fertilitas ini merupakan gambaran yang juga terjadi secara global. (IDN Times/Erik Alfian)

Salah satu indikasi meningkatnya masalah fertilitas adalah melonjaknya kunjungan ke klinik fertilitas di kota-kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda. Dalam lima tahun terakhir, Dr. Ashon mencatat lebih dari 2.500 kunjungan pasien dengan keluhan kesuburan, sementara angka kunjungan di klinik fertilitas meningkat sekitar 10 persen.

Data ini sejalan dengan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada tahun 2023, yang mencatat penurunan angka kelahiran di wilayah tersebut.

2. Penyebab utama infertilitas

Editorial Team

Tonton lebih seru di