Wali Kota Singkawang Kalimantan Barat Tjhai Chui Mie. Foto istimewa
Tjhai Chui Mie ternyata sikapnya sempat dibilang mirip dengan Ahok. Hal itu setelah aksi marah-marahnya terekam video dan viral.
Tjhai Chui Mie pun tertawa saat dimintai tanggapannya soal sikap yang punya kemiripan dengan Ahok.
"Hehe, untuk Ahok kita memang kenal karena dari awal sama-sama di PIB. Lalu beliau ke Golkar, saya ke PDI-P. Tetapi tentu setiap kepala daerah memiliki pola kerja yang berbeda," kata dia.
Rekaman video Tjhai Chui Mie marah-marah ke kontraktor ada dua. Yakni pada Desember 2018 dan Desember 2019. Kala itu ia betul-betul marah karena pengerjaan proyek drainase dan fisik Kota Pusaka tidak sesuai yang dikemukakan.
"Intinya kita ingin mereka bekerja sesuai dengan janji yang disampaikan. Apabila mereka tidak menjalankan sesuai dengan yang telah dijanjikan, tentu akan menjadi satu emosi bagi kita," tegasnya.
Hasil sidak tempo itu, ia berkesimpulan bahwa pekerja tidak dengan sungguh-sungguh hanya semata-mata bekerja tanpa memikirkan tanggung jawab.
"Dia (mereka) bekerja menghabiskan uang negara, bagaimana manfaat untuk masyarakat," ujarnya.
Ia ingin agar para pekerja proyek harus mengutamakan kualitas pekerjaan. Setiap ada pekerjaan, yang selalu disampaikan dan diminta dia, adalah kualitasnya.
"Pertama tidak membuang waktu, lalu menghemat uang negara. Ini yang kita minta," katanya.
Apabila bekerja asal-asalan, kata dia lagi, maka akan merugikan dalam hal keamanan dan kenyamanan. "Itu yang membuat kita spontan marah karena yang dibangun benar-benar tidak rapi," katanya.
Tjhai Chui Mie sempat dianggap arogan terhadap pekerja. Ia membantah soal itu. Katanya, tidak setiap saat dia marah.
"Kita tidak setiap saat marah. Kita lihat-lihat juga ya. Kenapa saat itu marah, karena saya ditelepon bukan oleh satu masyarakat. Ada masyarakat yang mobilnya ambruk saat melewati drainase. Lalu ada yang bilang talang air sudah di potong dan ditutup semen," bebernya.
Karena itu, Tjhai Chui Mie berpendapat bahwa pekerja di lapangan bekerja tanpa melihat kemanfaatan. Mereka tidak bekerja sungguh-sungguh dan dari hati.
"Awalnya saya tidak mau turun, saya telepon kepala dinas, jadi akhirnya saya turun. Begitu kita lihat, kita marah, memang makin parah. Dia bongkar dan lebih turun dari semula sehingga masyarakat mau memasukkan mobil tidak bisa. Itu tidak bagus," ceritanya.
Bercermin dari kejadian ini, pada akhirnya Tjhai Chui Mie bikin pola baru. Begitu kontraktor menang tender mereka harus memaparkan. Mereka harus bekerja dengan baik agar tidak dibongkar.
"Karena jika kita temukan tidak baik, maka akan kita bongkar. Nanti jangan mengeluh, mereka rugi," tutup Tjhai Chui Mie.
Melihat ketegasannya, Kota Singkawang diyakini bisa menjadi kota maju. Apalagi, Tjhai Chui Mie berkeinginan mengubah Singkawang bisa sejajar dengan kota-kota maju lainnya. Karena, kata dia, membangun daerah itu sama dengan tubuh manusia. Kalau peredaran darah baik, maka akan segar. Sama dengan kota maju, harus didukung infrastruktur.
"Saya ingin membangun Kota Singkawang tanpa jalan rusak. Lalu tidak terjadi banjir. Kita juga punya impian memiliki bandara. Karena kota maju itu harus didukung infrastruktur baik," katanya.
Maka dari itu, yang menjadi fokus dia saat ini salah satunya adalah pembangunan bandara. Perjuangan ini sudah dilakukan tiga periode pemimpin sebelumnya. Ketika terpilih sebagai Wali Kota Singkawang, ia berjuang dan berhasil membebaskan lahan.
"Kemudian kita menyerahkan alas hak kepada Kementerian Perhubungan. Lalu kita sampaikan perencanaan pembangunan bandara," katanya.
Sejauh ini, ia sudah mengganti tiga arsitek dalam membangun pemetaan Singkawang. Sehingga dalam memaparkan untuk investasi, mereka bisa menilai dan melihat peluangnya.
"Master plan sudah kita buat sekarang tinggal revisi tata ruang. Ketika selesai akan dipaparkan ke dewan dan diharapkan bisa disahkan. Sehingga ke depan pembangunan Singkawang sudah diketahui," harapnya.
Menurut dia, setiap kepala daerah akan memiliki ide kerja yang berbeda. Apabila tidak mengetahui pembangunan lebih jauh, maka akan berdampak pada kota yang tidak terbangun dengan baik.
"Seperti Singapura, kota tidak besar tapi bisa maju. Karena sistem yang sudah tertata. Saya punya keinginan Singkawang sejajar dengan kota besar lainnya," tutupnya.