Tradisi Panen Ikan Tapah di Sungai Bangkong Berlangsung Turun-temurun

Pontianak, IDN Times - Warga Desa Nanga Awin, Kecamatan Putussibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar) memanen 212 ekor ikan tapah seberat 1 ton pada Senin, 9 Oktober 2024.
Tradisi panen ikan tapah ini dilakukan setiap tahun dan melibatkan seluruh masyarakat desa yang turun ke Sungai Bangkong untuk menangkap ikan bersama-sama.
“Panen ikan tapah ini adalah kegiatan tahunan yang diikuti oleh warga sekitar. Mereka berbondong-bondong datang untuk menangkap ikan,” ujar Salim, salah satu warga Nanga Awin, pada Selasa, 8 Oktober 2024.
1. Panen ikan tapah tradisi setiap tahun

Warga menggunakan tombak yang dirakit khusus untuk menangkap ikan tapah di sungai kecil tersebut. Hasil tangkapan dari panen raya kali ini mencapai sekitar satu ton, menjadikannya panen terbanyak dalam beberapa tahun terakhir.
“Panen ikan tapah tahun ini adalah yang terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Salim.
2. Panen 212 ekor, dengan berat 1 ton

Kerja sama yang baik antarwarga memungkinkan mereka untuk menangkap 212 ekor ikan tapah yang masing-masing memiliki berat total 1.000 kilogram. Hasil panen ini akan dibagi rata di antara semua warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, tanpa dijual.
“Tidak ada yang dijual. Semua hasil panen akan dibagi rata kepada warga yang berpartisipasi,” jelas Salim.
3. Ikan tapah akan masuk ke sungai saat air pasang

Kepala Desa Nanga Awin, Ambrosius Semar, menjelaskan bahwa ikan tapah dipanen saat air pasang. Ketika air naik, ikan akan masuk ke Sungai Bangkong, dan warga bersiap memasang pukat serta menombak ikan tersebut.
“Ada tiga tahapan saat ikan tapah masuk ke sungai: mengantar telur, menetas, dan induk ikan mengambil anak-anaknya untuk dibawa ke luar sungai,” tuturnya.
Tradisi ini bukan hanya menjadi ajang panen, tetapi juga memperkuat solidaritas dan kebersamaan antarwarga Desa Nanga Awin.