Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, Kamis (8/5/2025). Insiden tenggelamnya KMP Muchlisa pada Senin (5/5/2025) kemarin membuat pengguna jasa fery waswas. (IDN Times/Erik Alfian)

Balikpapan, IDN Times – Tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Muchlisa di perairan Teluk Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menyisakan trauma bagi para pengguna jasa penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, Balikpapan. Peristiwa nahas yang merenggut nyawa dua anak buah kapal (ABK) itu membuat banyak penumpang merasa was-was saat menyeberang.

Salah satu pengguna jasa penyeberangan, Asdar mengaku masih dihantui rasa takut setiap kali harus menyeberang menggunakan kapal fery. Sopir truk ini masih dibayang-bayangi dengan tragedi yang belum lama ini terjadi.

"Pasti ada rasa was-was, soalnya kejadiannya masih baru," kata Asdar saat ditemui di Pelabuhan Kariangau, Kamis (8/5/2025) siang.

1. Jalur laut pangkas waktu tempuh

Asdar, sopir truk pengangkut pakan ini mengaku nyaris jadi korban KMP Muchlisa yang tenggelam pada Senin (5/5/2025) kemarin. (IDN Times/Erik Alfian)

Asdar, warga Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, mengaku rutin menggunakan jasa penyeberangan di Pelabuhan Kariangau. Ia bekerja mengantarkan pakan ayam ke Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan bisa menyeberang hingga empat kali dalam seminggu.

Menurutnya, jalur laut jauh lebih efisien dibandingkan jalur darat. "Kalau lewat jalan nasional itu jauh, dan medannya naik turun. Makanya saya lebih pilih lewat laut, lebih cepat dan nyaman," ujar dia.

Dia berharap, akses Jalan Tol Balikpapan-IKN bisa segera selesai sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat. "Kalau jalan itu selesai, mungkin saya milih lewat sana," katanya.

2. Nyaris jadi korban KMP Muchlisa

Editorial Team

EditorLinggauni

Tonton lebih seru di