Prinsipnya kata Adi Buchari, ketika aktivitas suatu daerah meningkat, maka jumlah orang otomatis akan bertambah. Berikutnya, jumlah kebutuhan juga pasti akan meningkat.
Kaltim sendiri tidak mungkin memenuhi seluruhnya. Sebab itu, kerja sama seperti dilakukan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Provinsi Kaltim ini dinilainya sangat tepat.
"Kerja sama ini sangat tepat. Di sana ada kepastian pasar, di sini ada produk-produk yang kita perlukan dengan harga yang stabil," beber Adi Buchari lagi.
Langkah seperti ini menjadi penting dilakukan karena Kaltim sendiri mengalami kesulitan untuk memenuhi berbagai kebutuhan itu.
Contoh swasembada beras yang sejak era tahun 80an lalu sudah dicanangkan di Kaltim, tapi harapan itu tidak pernah bisa dicapai hingga saat ini.
Sebaliknya, Provinsi Kalsel mampu memproduksi hingga 2 juta ton beras, sementara kebutuhan lokal mereka hanya 500 ribu ton. Demikian juga berbagai kebutuhan lain yang juga harus dipasok dari Kalsel.
"Penguatan kerja sama antar daerah ini penting mengingat Kaltim bukan provinsi penghasil. Harapan kami, dengan kerja sama ini kebutuhan masyarakat terpenuhi, harga dan pasokan stabil, sementara inflasi kita terjaga," papar Adi Buchari lagi, mewakili Gubernur Kaltim H Isran Noor.
Menurutnya Kalsel memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi provinsi penyangga ibu kota negara.