Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Gubernur Kaltim merespons tragedi Muara Kate dan menghentikan seluruh aktivitas hauling batu bara di jalan umum. (Dok. Istimewa)
Dalam pertemuan yang berlangsung dua jam tersebut, warga meminta agar pemerintah memberikan jaminan keamanan terhadap mereka. Sebab, dikatakan Mei, warga Muara Kate dan Batu Kajang masih kerap mendapat intimidasi dari pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan aksi penolakan hauling batu bara.
"Intimidasi itu masih berlangsung sampai detik ini. Termasuk saat demo sopir truk pengangkut batu bara di Batu Kajang, Selasa (10/6/2025) kemarin," ujar Mei.
Warga juga meminta agar tak ada lagi aktivitas hauling yang melintas di jalan nasional. Mengingat, tragedi berdarah yang menimpa Russel, Anson, Ustaz Tedy, dan Pendeta Veronika memang bermula dari aktivitas hauling batu bara.
Apalagi, pada awal Juni kemarin, puluhan truk pengangkut batu bara asal Kalsel tetap melintas. Aksi nekat sopir tersebut berujung sweeping warga Muara Kate.
"Dan yang paling utama tentu saja meminta pemerintah mendesak kepolisian untuk segera menangkap pelaku pembunuhan terhadap Russel. Begitu juga dengan semua pihak yang terlibat dalam mufakat jahat menghabisi Russel," tegas Mei.
Tak hanya menyampaikan secara lisan, warga Muara Kate juga menyerahkan satu bundel dokumen yang berisi tuntutan warga dan bukti-bukti kejahatan aktivitas hauling batu bara. Warga juga menyampaikan pihak-pihak yang selama ini diduga terlibat dalam aktivitas hauling di Muara Kate, termasuk pejabat, aparat, hingga warga sipil.
"Kami sangat yakin, seluruh aktivitas hauling hingga pembunuhan Russel saling berkaitan dan ada dalang di balik ini semua. Dokumen itu sudah diterima oleh utusan Wapres dan akan dipelajari," kata Mei.