Kepala Disdikpora PPU Daman, Kepsek SMPN 23 Jaman usai menemui Fi dan siswi yang melerai didampingi orangtua mereka (IDN Times/Ervan Masbanjar)
Dari pengakuan Fi, masalah ini dipicu karena hal sepele, berawal dari chatting melalui Whatsapp antara Fi dengan R.
R mengaku sebagai pacar seorang laki-laki, yang juga berpacaran dengan Fi.
Entah sampai yang memulai, akhirnya tulisan dalam chat makin memanas sehingga R tidak terima dan langsung mendatangi Fi ke SMPN 23 untuk membuat perhitungan.
"Jadi si R menyerang Fi ketika baru pulang dan sekolah hingga terjadilah perkelahian tersebut. Namun berada di luar lingkungan sekolah. Dan kejadian itu divideokan oleh teman R bernama Yusda, di lokasi juga ada Andi Rahul dan sejumlah teman Fi yang berusaha melerai perkelahian itu," tuturnya.
Atas kejadian itu lanjut Daman, dirinya meminta agar guru BK SMPN 23 PPU melakukan pembinaan khusus terhadap Fi, termasuk apabila ada peserta didik yang dinilai bermasalah, sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Kami juga mengimbau agar kepala sekolah bisa mengambil langkah dini sebagai tindakan antisipasi terjadinya hal serupa. Kami tegaskan kepala sekolah mempunyai tanggung jawab atas seluruh siswanya apalagi membawa nama baik sekolah dan Disdikpora. Kecuali saat kejadian siswinya sudah tidak menggunakan atribut sekolah," tegasnya.
Ditambahkannya, karena kejadian ini disebabkan chat melalui handphone (HP), maka dalam waktu dekat ini dirinya akan membuat surat edaran berisi imbauan untuk seluruh SD dan SMP baik negeri maupun swasta agar melakukan pengawasan kepada anak didik yang membawa HP ke sekolah.
Anak didik perlu diawasi dalam menggunakan HP hanya untuk hal positif dalam belajar.
"Kita tidak pungkiri, saat ini peserta didik juga menggunakan handphone untuk mendapatkan informasi tentang pelajarannya. Oleh karena itu, kita imbau agar alat itu digunakan secara positif. Tetapi kami berencana melakukan razia isi atau content di HP setiap siswa," tukas Daman.