Selain pelarangan penggunaan mobil dinas untuk mudik lebaran sesuai surat yang di sampaikan oleh KPK dan sudah disebarkan pada ASN, Walikota Balikpapan Rizal Effendi juga melarang para ASN menerima parsel dalam bentuk apapun.
Rizal Effendi menjelaskan, ASN yang terlibat dengan tindakan gratifikasi dan pengunaan fasilitas negara adalah bentuk pelanggaran terhadap kode etik/peraturan, berimplikasi pada tindak pidana korupsi, dan memiliki risiko sanksi pidana.
"Itu gratifikasi kalau terima parsel dari siapapun dan dalam bentuk apapun adalah bentuk pelanggaran kode etik/ peraturan " jelas Walikota Balikpapan.
Bagi ASN maupun Penyelenggara Negara yang menerima gratifikasi wajib melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak tanggal penerimaan gratifikasi sesuai Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Imbauan ini disampaikan melalui Surat Edaran Kepala BKN Nomor K26-30/V 71-2/99 tanggal 23 Mei 2019 perihal Pencegahan Gratifikasi dan Benturan Kepentingan terkait Hari Raya Keagamaan sekaligus menindaklanjuti Surat KPK Nomor B/3956/GTF.00.02/01-13/05/2019 tanggal 08 Mei 2019.